
Pada Kegiatan Pembekalan Mahasantri Pra Lulus (PMPL) CSSMoRA Regional 1 Jabodetabek para narasumber menumbuhkan jiwa semangat peserta.
Berlokasi di Pendopo Lantai 2 Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta, pada pagi Minggu, 16 Februari 2025. Rinaldi Nur Ibrahim, S.Farm mengisi seminar dengan tema “Dream Mapping.” Apoteker itu mengatakan “Manfaatkan peluang yang ada di depan mata, tidak ada batasan untuk memulai dan mengeksplor diri.” Ia mengajak seluruh peserta untuk memanfaatkan waktu dengan semaksimal mungkin.
Seminar kedua yang diisi oleh Asisten Konsultan Ahli Kemandirian Pesantren Kemenag RI Abdullah Azzahid, S.Ag menyampaikan materi “Strategi Pengabdian Pesantren & Masyarakat).
Dalam seminarnya Kak Zahid menjelaskan bahwa mengabdi di pesantren merupakan kewajiban bagi setiap santri, karena santri mendapatkan ilmu dari pesantren. Selain itu, mengabdi di pesantren merupakan salah satu persyaratan untuk mengambil ijazah bagi mahasantri penerima PBSB.
“Mengabdi tidak harus selalu mengajar dan menggantikan kiai, kalian bisa mengabdi sesuai dengan keahlian yang kalian pelajari selama kuliah” ujar Kak Zahid. Selain itu, Asisten Konsultan itu menerangkan strategi yang dibutuhkan untuk mengabdi di pesantren adalah dengan mengidentifikasi kebutuhan pesantren terlebih dahulu, kemudian membuat rancangan program dan dilaksanakan serta membuat laporan.
Kak Zahid juga berpesan dalam penutup seminarnya “Jangan jadikan pengabdian sebagai beban, tetapi jadikanlah pengabdian sebagai inovasi untuk berkembang.”
Seminar terakhir diisi oleh Founder Santri Mengglobal yaitu Dr. Dito Alif Pratama, MA. Salah satu dosen PTIQ itu memberikan gambaran tentang “planning studi lanjutan.” Meskipun baru kembali dari negeri sakura, Pak Dito tetap semangat ketika menjelaskan materinya.
”Start with why!” tegas Pak Dito. Ia juga menegaskan bahwa pengabdian di pesantren adalah harga mati. Cita-cita dan mimpi tidak perlu diubah, yang perlu diubah hanyalah strateginya. “Karena segala hal itu dimudahkan untuk sesuatu yang diciptakan untuknya” ucap founder Santri Mengglobal itu.
Di akhir pembahasannya, Pak Dito berpesan untuk selalu libatkan Allah dalam setiap pilihan kita. Bahkan, libatkan juga orang tua serta kiai di pondok pesantren kita.
Terlihat antusias mahasantri PBSB dalam mengikuti kegiatan PMPL ini. Terbukti dengan tidak sedikitnya pertanyaan yang diajukan serta diskusi yang menarik. Bahkan para peserta tetap datang meskipun cuaca sempat tidak mendukung.
Kontributor M. Wildan Saputra