Cerpen

Jawaban dari Pertanyaan Seumur Hidup

Ibuku selalu bertanya padaku, “Bagian manakah dari tubuh yang paling penting?” Bertahun-tahun, aku selalu menebak dengan jawaban yang aku anggap benar. Ketika aku masih muda, aku pikir sesuatu yang paling penting bagi kita sebagai manusia adalah mata, jadi aku jawab, “Mata, Bu.” Tapi, ternyata itu bukan jawabannya. “Bukan itu, Nak. Banyak orang yang buta. Tapi teruslah memikirkannya dan aku akan menanyakan lagi nanti.” Beberapa tahun kemudian, aku mencoba menjawab sebelum

Profesor di Semarang dan Kisah Mahasiswa yang Kelaparan: Mengapa Ilmu Perlu Dihargai

Di Semarang, ada seorang profesor yang sedang mencari seorang mahasiswanya yang pintar namun sering tidak masuk kuliah. Sang profesor khawatir mahasiswanya itu sakit, tetapi ternyata ada alasan lain yang menghalangi kehadirannya. Profesor ini memutuskan untuk mengunjungi kos-kosan mahasiswanya untuk mengetahui keadaan sebenarnya. Sesampainya di sana, profesor menemukan bahwa kos-kosan mahasiswanya sangat kecil dan sempit, menunjukkan kondisi ekonomi yang sangat miskin. Mahasiswa tersebut menyambut profesornya dengan suguhan segelas teh. Profesor kemudian

Menjaga Ukhuwah: Pesan Kebijaksanaan dalam Dialog Syaikh al-Buthi dan Syaikh al-Bani tentang Ijtihad dan Taqlid

Dalam perbincangan yang menarik tentang ijtihad dan taqlid, Syaikh Muhammad Sa’id Ramadhan al-Buthi, seorang ulama Ahlussunnah Wal-Jama’ah dari Suriah, berhadapan dengan Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani, seorang tokoh Wahhabi dari Yordania. Syaikh al-Buthi memulai dengan bertanya, “Bagaimana cara Anda memahami hukum-hukum Allah? Apakah Anda mengambilnya langsung dari Al-Qur’an dan Sunnah, atau melalui hasil ijtihad para imam mujtahid?” Al-Albani menjawab, “Aku membandingkan pendapat semua imam mujtahid serta dalil-dalil mereka, lalu aku ambil

"Perjalanan Ikhlas: Senang Seadanya, Sedih Sewajarnya"

Jangan pernah memiliki ekspektasi berlebihan pada sesuatu di luar kendali kita. Senang seadanya, sedih sewajarnya. Hidup senormalnya saja, sampai orang tidak tahu kapan kamu lapang, dan kapan kamu kecukupan. Perjalanan panjang itu akhirnya mengantarkan kita pada hari di mana kita menyadari bahwa hidup lebih damai ketika kita mampu mengerti arti sebuah ikhlas dengan baik. Sederhanalah kita menyikapi takdir karena sekeras apapun kita tolak, yang datang akan tetap datang, sekuat apapun

CSSMoRA, Sebuah Rumah Santri Beradab

Kata Bung Besar: Revolusi itu membentuk dan membangun. Sebuah catatan tinta basah telah tertoreh sejak mengikuti proses di “rumah” yang istimewa ini. Rumah ini, pada intinya, adalah tempat pembentukan karakteristik santri beradab. Pada tanggal 10 Desember, 89 akademisi perguruan tinggi Islam di Jogja, dengan latar belakang santri, memulai proses peradabannya di rumah ini. Memulai sebuah proses bukanlah hal yang mudah. Sebuah perjalanan panjang dimulai, dipenuhi dengan beribu kelok, menurun, menanjak,

Berharga

Kebahagiaan yang kamu dapat dari Allah belum tentu ada di genggaman orang lain. Ketika engkau lelah, ingat saja, nikmat apa yang kurang darimu? Kesehatan, Allah beri. Kesusahan, Allah beri. Untukmu yang selalu saja menikmati kebahagiaan, belajarlah mengenal kesusahan. Salah satunya, kurangi keluhanmu. Belajarlah menerima, menerima keadaan yang begitu berat. Jalani dan nikmati saja. Kamu pandai dalam hal apapun itu, semua datangnya dari Allah SWT. Apa yang kamu miliki, apa yang

Tubuh Letih

Diriku, maafkanlah,Ketika tubuh lelah, butuh istirahat.Namun, ketika hati letih, obatnya adalah bersandar kepada Sang Kuasa.Entah mau bagaimana?Skenario apa yang Engkau berikan, Ya Rabb, itulah takdirku.Ketika telah menjadi takdirku, akan kuterima dengan lapang dada. Mereka yang mampu, bisa, dan menetap,Luar biasa ujian dan cobaannya.Apakah orang yang pergi tidak tergolong?Apa yang telah terjadi, itulah skenario terindah dari-Mu. Akan kusyukuri,Sedih atau bahagia setelahnya?Allah akan memberikan kekuatan.Semoga aku menjadi pribadi yang lebih baik. Sinar

Moment Terindah.

Moment terindah dalam hidup tidaklah semudah yang kita bayangkan. Pasti ada rintangan dan kesulitan yang harus dihadapi. Syukurilah, karena tidak semua orang bisa mencapai keberhasilan dengan pencapaian yang sama. Jika Allah sudah menentukan takdirnya, segala sesuatu dapat berubah, seberat apapun itu. Jangan merasa kecil hati, untukmu yang telah berjuang. Kamu mengetahui sejauh mana kemampuanmu. Kuatkan dirimu, apakah kamu tidak kasihan? Kamu telah berjuang, namun kadang orang tidak melihatnya dari sisi

Untuk Kalian Semua

Diri ini, yang mudah tersinggung, Jernihkan pikiranmu, karena air mata yang jatuh tak akan menghasilkan apapun. Kuatkan ragamu dan teguhkan mentalmu. Jika niatmu baik dan tekadmu bulat, serahkan saja pada Yang Maha Atas. Kita adalah hamba yang masih perlu tuntutan, bukan penguasa yang seenaknya menuntut. Untuk diriku, Terima kasih untuk hari ini hingga detik ini. Terima kasih karena sudah memahami,sudah berusaha kuat menghadapi hari-hari di mana orang sekitar tidak merespon

Keesokan Harinya.

Allah SWT memberikan kebaikan-Nya melalui Malaikat tak bersayap, sosok yang tak pernah lelah untuk menopang beban hidupku. Meski terasa berat dan panjang menunggu, ia, meski sudah tua dan kelelahan, tetap teguh pada pendiriannya. Adzan Sholat Ashar berkumandang, namun beliau belum menunjukkan tanda kelelahan. Pikiran dan hatiku berseru, “Kuatnya mamaku.” Aku bingung, tak tahu langkah apa yang harus kuambil. Sebentar kemudian, yang kudambakan datang, tapi tak selalu sesuai dengan harapanku. Allah