#cssmorauinws

Menjaga Ukhuwah: Pesan Kebijaksanaan dalam Dialog Syaikh al-Buthi dan Syaikh al-Bani tentang Ijtihad dan Taqlid

Dalam perbincangan yang menarik tentang ijtihad dan taqlid, Syaikh Muhammad Sa’id Ramadhan al-Buthi, seorang ulama Ahlussunnah Wal-Jama’ah dari Suriah, berhadapan dengan Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani, seorang tokoh Wahhabi dari Yordania. Syaikh al-Buthi memulai dengan bertanya, “Bagaimana cara Anda memahami hukum-hukum Allah? Apakah Anda mengambilnya langsung dari Al-Qur’an dan Sunnah, atau melalui hasil ijtihad para imam mujtahid?” Al-Albani menjawab, “Aku membandingkan pendapat semua imam mujtahid serta dalil-dalil mereka, lalu aku ambil

المسابقة العظيمة بين آدم والملائكة: هلموا لنفهم فضل آدم

ثم بعد ذلك اقام الله هذه المسابقه العظيمه بين ادم والملائكه الكرام والحكمه منها بيان فضل ادم وفضل الجنس البشري وذلك من فضل الله جل جلاله فنحن معشر البشر ليس لنا ايه مشاركه في ذلك وانما شرفنا الله باختياره على الملائكه الكرام وربك يخلق ما يشاء ويختار ما كان لهم الخيره فاست مهمه عظيمه مقتض لحصول التنافس فلذلك احتجنا الى ان يبين فضلنا حتى لا يقع تجاذب فالانسان اذا كان

Enam Langkah Mendekatkan Diri kepada Allah: Menuju Kehidupan Spiritual yang Lebih Bermakna

Dalam perjalanan spiritual yang dipenuhi dengan pencarian makna, tulisan ini menawarkan panduan praktis dalam enam langkah untuk mendekatkan diri kepada Allah, membimbing pembaca menuju kehidupan spiritual yang lebih mendalam dan bermakna. 1 Bangunlah di sepertiga malam, lalu sempurnakan malammu dengan melaksanakan shalat tahajjud dan witir minimal 3 rakaat. Saat itulah, suasana paling mustajab untuk berdoa kepada Allah. Sebagaimana yang disampaikan oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam

Mengapa Kita Harus Mematuhi Perintah Allah: Sebuah Pandangan yang Menyentuh

Barang siapa meluruskan batinnya melalui muqarabah dan ikhlas, Maka Allah akan menghiasi lahiriahnya dengan mujahadah dan mengikuti sunah Rasulullah. (Abu Abdullah al-Harits bin Asad bin Ma’qil al-Hamdani al-Muhasibi) Saudaraku, saat ini, orang-orang yang memiliki keistimewaan dan ketakwaan tampaknya telah ditelan bumi. Mereka seperti tersapu oleh arus waktu, sulit untuk menemukan pengganti yang sepadan. Mereka yang dikenal memiliki kearifan dan ketakwaan seolah tenggelam di dalam lapisan bumi yang tebal. Para bijak

Perjalanan Keselamatan: Dzûn Nûn al-Mishrî dan Ajaran Spiritualitas tentang Dosa dan Pertobatan

Dzûn Nûn al-Mishrî, seorang sufi terkemuka yang dikenal dengan ajaran-ajarannya tentang spiritualitas, menggambarkan dosa sebagai pohon yang berbuah penyesalan dan kesedihan. Menurutnya, para ahli balaghah, yang mahir dalam berbicara dan memiliki pemahaman tentang Allah dan Rasul-Nya, seringkali menjadi penanam pohon dosa meskipun mereka menyadari dosa tersebut. Dampak dosa terhadap jiwa sangat buruk. Dosa dapat menjadikan jiwa kotor dan terperosok ke dalam kegelapan, juga membuatnya gelisah dan tidak tenang. Bagi mereka

Fiqih Tahawwulat: Membuka Pintu Kebijaksanaan Islam dalam Menghadapi Tantangan Kontemporer

Islam dikenal sebagai agama yang bersifat universal, menyampaikan ajarannya untuk seluruh umat manusia tanpa memandang bangsa dan suku. Keberlakuan Islam bersifat komprehensif, mencakup segala aspek kehidupan, dan mampu memberikan solusi untuk berbagai problematika yang dihadapi manusia di dunia. Dalam setiap permasalahan kehidupan manusia, terdapat hukum Islam yang dapat memberikan pedoman dan solusi. Keuniversalan Islam menjadikannya relevan dalam setiap zaman dan generasi. Ajarannya dapat berjalan beriringan dengan perkembangan zaman, dan nilai-nilai

Menapaki Jejak Pencerahan Agama: Menguak Tantangan Pemahaman Ilmu Dakwah dan Urgensi Bimbingan Ulama

Belakangan ini, terdapat banyak individu yang terlibat sebagai pendakwah atau aktivis keagamaan, namun disayangkan pengetahuan mereka tentang agama masih terbatas. Mereka sering menyerukan untuk kembali kepada Al-Qur’an dan hadis, dengan berpegang pada hasil ngaji di pondok pesantren hanya selama beberapa tahun. Bahkan, lebih mengherankan lagi adalah lulusan Sarjana Fakultas Dakwah yang hanya mendapatkan ilmu Al-Qur’an dan Hadis dalam beberapa satuan kredit semester (SKS). Tentunya, pemahaman mereka terhadap dua sumber hukum

Murid Harus Punya Sanad

Kemajuan teknologi membuka pintu luas bagi akses manusia dalam memperoleh pengetahuan, termasuk dalam mencari ilmu agama. Fenomena mengaji daring melalui berbagai media sosial, terutama di kalangan milenial, menjadi tren yang signifikan. Meskipun demikian, prihatin muncul karena tidak semua ustadz yang tampil di ruang digital memiliki kedalaman ilmu Syari’ah Islamiyah. Beberapa di antara mereka bahkan menimbulkan polemik karena menyampaikan ajaran yang tidak tepat. Oleh karena itu, penting bagi umat Islam untuk

Meniti Puncak Ilmu: Antara Peci Putih dan Tongkat, Menghormati Proses dan Menghindari Kesombongan

Saya pernah mendengar bahwa KH. Maimoen Zubeir kurang menyukai seseorang yang mengenakan peci putih tanpa pernah menunaikan ibadah haji. Demikian pula, Syekh Ibrahim al-Baijuri tidak terlalu menyukai gaya berjalan agak membungkuk yang sering dipertontonkan oleh orang muda meniru gaya seorang syekh. Beliau bahkan pernah menegur seorang muda yang berjalan seperti seorang guru besar dengan pesan, “Berjalanlah seperti orang pada umumnya, jangan dibuat-buat.” Di daerah saya, memakai sorban dan bergaya ‘syekh’

Outfit Ulama Antara Sunnah & Identitas Keilmuan

Pendidikan dalam dunia Islam sangat beragam, dari Al-Azhar di Mesir, Madrasah Hadramaut dengan para Habaib dan Masyaekhnya, Darul Ulum Deoband di India, hingga Hauzat di Iran untuk kalangan Syi’ah. Setiap tempat ini memiliki fokus dan sanad keilmuan yang berbeda, mencakup bidang seperti Lughoh, Fiqh, Tasawwuf, Hadist, Mantiq, bahkan Filsafat. Sanad keilmuan yang berbeda ini secara otomatis menciptakan “rasa” keilmuan yang khas di setiap tempat. Penting untuk dicatat bahwa para ulama