#cssmoramakj

Peran Pancasila dalam Membangun Toleransi Antar Umat Beragama di Indonesia

Indonesia merupakan negara yang memiliki beragam agama tersebar di seluruh pulau. Di antaranya adalah agama Islam, Kristen, Hindu, Katolik, Buddha, dan Konghucu. Keberagaman agama di Indonesia menjadi salah satu tantangan sekaligus potensi yang harus dilestarikan dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila. Sebagaimana tercantum pada sila pertama Pancasila yang berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Tujuannya adalah untuk menciptakan kerukunan antar umat beragama dan memperkuat kepercayaan akan adanya Tuhan Yang Maha Esa. Nilai toleransi

Pro Kafa'ah atau Amalgamasi

Pernikahan menjadi persoalan yang sering dibahas dan dibicarakan, karena dari pernikahan itulah akan lahir generasi-generasi di masa yang akan datang. Entah menjadi generasi emas atau malah generasi cemas. Dalam pelaksanaannya, pernikahan dilakukan dengan serangkaian syarat dan ketentuan yang terbilang ketat. Hal itu bertujuan agar pernikahan bukan hanya sebatas akad yang memperbolehkan wathi’ belaka, melainkan demi berlangsungnya kehidupan yang bahagia serta harmonis di masa mendatang. Islam sebagai agama yang rahmatan lil

Rindu Rumah

Mataku perlahan terbuka,Diiringi kicauan burung yang riang.Aku tak sadar, langkah membuka jendela,Menyaksikan keindahan dunia ciptaan Ilahi. Hai, sapaku pada sang matahari,Dia tersenyum, memancarkan kehangatan.Salamku sampai ke rumah yang kucintai,Kurindukan suasana hangat rumahku. Rumahku, engkau surgaku tersembunyi,Tempat berlindung, tempat tinggal penuh makna.Di sini kuberkumpul bersama keluarga,Saingan hujan dan tempat berteduh panas mentari. Rumahku, di sini aku tidur nyenyak,Tempat tumbuh besar, sarang kasih sayang.Rumahku, rindu menyelinap di setiap sudut,Aku merindukan suasana hangatmu.

Matahariku

Tak ada yang lebih lembut,Dari cahaya kasihmu yang memeluk.Tak ada pula yang lebih indah,Dari sinar cintamu yang memancar. Walaupun aku tak pantas menjadi,Bumi yang senantiasa kau sinari.Meski demikian, rindu ini tumbuh,Mengharapkan kehangatanmu yang abadi. Terima kasih, matahariku, Yang setia bersinar di kegelapan. Lentera dalam hidupku yang terjal, Kau menjelma, terang yang terbaik. Cahaya kasihmu memancar, Sinar cintamu mempesona hatiku. Kau buatku bahagia di setiap langkah, Menemani dalam setiap hari. Matahariku,

Melepas Belenggu Kekerasan Dan Memperjuangkan Hak Perempuan

Tidak dapat dipungkiri bahwa kita dilahirkan sebagai laki-laki atau perempuan tanpa memiliki pilihan dalam hal tersebut. Meskipun ada individu yang mungkin ingin mengubah jenis kelaminnya karena berbagai faktor, secara biologis manusia dibedakan menjadi dua jenis kelamin. Pada zaman jahiliyah, kelahiran seorang perempuan dianggap sebagai sesuatu yang memalukan dan merugikan. Sistem patriarki yang sangat kuat pada masa itu bahkan mendorong praktik mengubur bayi perempuan sebagai tradisi di kalangan masyarakat Arab. Dalam

Tradisi dan Agama

Dalam suatu masyarakat, tradisi seringkali tumbuh dari perspektif seorang tokoh atau pembesar di lingkungannya. Keyakinan akan kebenaran tradisi ini lambat laun meresap kuat dalam jiwa masyarakat, meskipun banyak yang kurang mengetahui asal usul tradisi tersebut. Banyak individu cenderung ‘mengikuti’ jejak para pendahulu mereka, bahkan menjadikan tradisi sebagai panduan untuk menentukan arah kehidupan. Kendala muncul ketika mereka dihadapkan pada fakta-fakta rasional, di mana mereka cenderung menolak mentah-mentah fakta tersebut karena tradisi

Rintihan Hamba Tersesat

Malam-malam panjang kembali berganti,Surut matahari kembali menyinari.Namun, dalam kalbu ini tetap gelap, Tuhan…Terlampaui banyak dosa yang ku perbuat,Terlampaui sulit terlepas dari jerat. Tuhan…Berikan daya dan rasa yang kuat,Jauhkan dari jalan yang sesat.Hindarkan aku dari segala nikmat sesaat,Berikan cahaya hidayah. Cirebon, 5 Desember 2023 Fawaz Nasrul Hakim (CSSMoRA Ma’had Aly Kebon Jambu 2022)

Ibu

Kali pertama aku menatapnyaSorot lembutnya berdesir di dadaTindak tanduknya tak kalah indahnyaEngkau membuatku jatuh cintaMengenalmu, mengajariku tuk mengenalNyaMenuntunku, tak hanya bersandar hanya kepadaNyaMengingatkanku, tuk berulang kali mengahadapnyaMengadu, meminta, dan menangis dihadapannyaTangis harum menggetarkan jiwaAir matamu deras tak terbendung ragaJiwamu sedang menyapa sang penciptaRabbi, sungguh mulia ibunda kitaAku bungkam dengan rintihmuAku kalut dalam senandungmuAku tersedu bersama doa-doamuIbu.. ridhoilah aku sebagai santrimuTak kusesali takdirku iniTak merasa rugi bersamamu Bu nyaiEngkau kekasih Allah

PSDM Nasional CSSMoRA 23/24 Gelar Upgrading Pengurus: Menguak Dasar Hukum dan Meningkatkan Kualitas Kepemimpinan

Minggu, 26 November 2023, Community of Santri Scholars of Ministry of Religious Affairs (CSSMoRA) kembali menggelar kegiatan upgrading pengurus melalui platform Zoom Cloud Meeting. Acara ini diikuti oleh 109 peserta, terdiri dari Pengurus Nasional CSSMoRA, Ketua CSSMoRA Perguruan Tinggi, Para Pengurus CSSMoRA tiap perguruan tinggi mitra dan perwakilan dari setiap perguruan tinggi mitra. Upgrading kali ini mengusung tema “Upgrade Yourself to A Relevant and Progressive Legal Foundation.” Materi yang dibahas

Sementara Ini

Sementara ini, Mencintaimu adalah tabu Menyayangimu ragu Tak bertemu rindu, Namun tak semua rindu terobati dengan temu Kadang, memang harus ada Komunikasi antara hatimu dan hatiku Bahkan sementara ini, Bayanganmu pun semu Senyummu malu Gerakmu di depan ku kaku Lagi-lagi, Kembali ku setujui konklusiku Bahwasannya, Sementara ini, Yang bisa kulakukan Hanya sabar Sabar Sabar Menunggumu. Istigfar Farra Ramdani (CSSMoRA MA Kebon Jambu 2020)