Senyum Udang milikmu

Dengan tungkai kecil ini, aku berlari
Menapakkan jejak ke permai Mentari
Semerbak Bunga yang mewangi
Menyertai dengan menari

Kala rintik hujan datang
Gerimis kecil menitik di luas lapang
Dengan perlahan tapi pasti
Menghampari dan membasahi

Kau pun datang menghampiri
Bagaikan pahlawan dalam mimpi
Menguras habis awan gelap
Mendatangkan Pelangi yang gemerlap

Pohon pun tertawa, karena melihat hal itu
Sehingga Angin menghembus ringan Langkahmu
Awan pun bergembira menyambut mu
Sehingga burung-burung bernyayi mengiringi mu

Begitupun dengan diriku
Aku terpukau dengan lihaimu
Hati kecil mungil ini berdegup kencang
Menemukan kepingan yang hilang

Senyum riang yang berbinar
Suara manis yang terdengar
Kehangatan dan kenyamanan pun terasa
Menyelimuti raga dan asa

Namun, Gemerincing pun berganti gemertuk
Hujan badai bagaikan anomali tak terbentuk
Memporak-porandakkan alam sekitar
Menarik paksa sinar tanpa gentar

Sekali lagi, Kau pun Kembali
Sang idola yang dinanti-nanti
Sekali lagi, Kau pun selamatkan hari
Tapi ada yang tidak pasti

Kini aku pun tahu
Bahwa selama ini kau itu palsu
Bagaikan udang dibalik batu
Kau datang dengan maksud tertentu

Suka menjadi duka
Tawa menjadi lara
Dalam sunyi kudengar teriakan itu
Menyisakan sakit dan pilu

Tersayat habis sudah napas ini
Ternodai sudah hati ini
Perasaan ini campur aduk
Remuk, hancur, dan terpuruk

Putra Raka Suranda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *