Mencetak Role-model Antikorupsi Lewat Diklat Penguatan Integrasi

Mulai Kamis hingga Sabtu, 12-14 Desember 2024 KEMENAG RI mengadakan Diklat penguatan nilai-nilai integritas dan antikorupsi bagi mahasantri penerima Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB).

Berlokasi di Hotel Naraya Jakarta Timur, kegiatan ini dibuka oleh Inspektur Jenderal Kementerian Agama Republik Indonesia Dr. H. Faisal Ali Hasyim, SE., M.Si., CA., CSEP. serta dihadiri oleh perwakilan mahasantri mitra PBSB. Dalam sambutannya beliau memberikan gambaran umum pentingnya integritas dalam jiwa mahasantri.

Sekitar 50 mahasantri terpilih menghadiri kegiatan diklat ini secara luring dan kurang lebih 2000 mahasantri mengikuti kegiatan ini secara daring. Mulai dari jenjang Strata 1, Strata 2 hingga Strata 3 ikut serta menyukseskan kegiatan ini. Peserta luring dibentuk menjadi tujuh kelompok untuk berdiskusi membuat sebuah ide dan gagasan untuk menyelesaikan masalah dan antikorupsi.Narasumber yang luar biasa dihadirkan guna memberikan pemahaman yang mendalam terkait nilai-nilai integritas dan antikorupsi. Mulai dari peneliti di PUKAT UGM, Penyuluh Antikorupsi KEMENAG hingga anggota KPK.

Bapak Basrul Halili ditemani oleh Bapak Zaenur Rohman dan Bapak Yuris Rezha Kurniawan para peneliti di PUKAT UGM. Mereka mengupas tuntas hal-hal yang berkaitan tentang korupsi. Mulai dari definisi, jenis-jenis, tindak pidana hingga langkah untuk mencegah korupsi.

Dalam sesi materi, Bapak Zaenur Rohman menjelaskan ada banyak teori mengenai faktor terjadinya tindak korupsi. Beliau mengambil teori sederhana yang senantiasa disampaikan oleh Ari Hendrosaputro atau yang sering dikenal Bang Napi yaitu “Waspadalah! Waspadalah! Kejahatan terjadi tidak hanya karena ada niat pelaku tapi karena ada kesempatan.”

Tidak hanya mempelajari semangat antikorupsi, mahasantri PBSB juga disuguhkan materi pentingnya nilai-nilai integritas. Bahkan peserta luring diarahkan oleh Ibu Iin Purwanti dan Ibu Nurokhmah tim PAKSI Kemenag untuk berdiskusi menentukan gagasan guna menyelesaikan masalah.

Yang membedakan peserta luring dan daring adalah satu sesi khusus yang digunakan untuk para peserta luring mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Luar biasanya, ide dan gagasan hasil diskusi mereka disampaikan dengan sangat menarik. Alhasil membuat beberapa dewan panelis merasa kagum.

Pada penutupan kegiatan ini, dilakukan penyematan kepada satu peserta putra dan putri luring terpilih. Mereka dinilai sejak awal kegiatan memiliki semangat dan menjunjung tinggi nilai integritas antikorupsi. Saudara Muhammad Juliansyah Akbar Mahasiswa UIN Surabaya dan Saudari Qheisya Luna Alifa mahasiswa Universitas Airlangga terpilih menjadi Duta Antikorupsi Mahasantri 2024.

“Kalian adalah bagian dari pemimpin berintegritas tahun 2045” ungkap Ibu Iin sebagai harapan dan closing statement kegiatan diklat ini.


M. Wildan Saputra(CSSMoRA Ma’had Aly Sa’iidusshiddiqiyah Jakarta)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *