Sayyidina Ubay bin Ka’ab adalah seorang sahabat yang masyhur dan terkenal sebagai qari’. Ia sudah pandai membaca dan menulis sebelum masuk Islam, padahal pada umumnya bangsa Arab ketika itu tidak pandai membaca dan menulis. Setelah masuk Islam, namanya semakin dikenal. Baginda Nabi Muhammad SAW memberikan tugas kepada Ubay bin Ka’ab sebagai pencatat wahyu. Ia sangat mahir dalam Al-Qur’an dan termasuk salah satu yang hafal Al-Qur’an semasa hidup Nabi Muhammad SAW. Rasulullah bersabda:
“أُبَيُّ بْنُ كَعْبٍ هُوَ القَارِئُ الأَكْبَرُ لِأُمَّتِي”
“Ubay bin Ka’ab adalah qari’ besar dari umatku.”
Sayyidina Ubay bin Ka’ab mengkhatamkan Al-Qur’an setiap delapan malam dalam shalat tahajjudnya. Pernah Baginda Nabi Muhammad SAW bersabda kepada Sayyidina Ubay bin Ka’ab:
“إِنَّ اللَّهَ أَمَرَنِي أَنْ أَقْرَأَ عَلَيْكَ الْقُرْآنَ”
“Allah telah menyuruhku untuk membacakan Al-Qur’an kepadamu.”
Ubay bin Ka’ab terkejut, lalu bertanya kepada Rasulullah:
“يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَوَسَمَّانِي اللَّهُ؟”
“Ya Rasulullah, apakah Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebut namaku?”
Beliau menjawab:
“نَعَمْ، سَمَّاكَ اللَّهُ”
“Ya, Allah SWT telah menyebutmu.”
Mendengar hal tersebut, Ubay menangis karena bahagia. Seorang penyair pernah berkata:
“ذِكْرُ اسْمِي أَسْعَدَنِي أَكْثَرَ مِنْ كُلِّ مَا يَحْمِلُهُ هَذَا الحَفْلُ”
“Disebutnya namaku lebih membahagiakanku dibanding apa pun yang ada di dalam perayaan ini.”
Dalam kitab Al-Thabaqat Al-Kubra diriwayatkan bahwa Sayyidina Jundub bin Abdullah Radiyallahu Anhu berkata:
“قَدِمْتُ إِلَى المَدِينَةِ لِطَلَبِ العِلْمِ. كَانَ كُلُّ تِلْمِيذٍ يُقْبِلُ إِلَى شَيْخِهِ. مَرَرْتُ بِعِدَّةِ مَجَالِسِ حَتَّى وَقَفْتُ عَلَى رَجُلٍ يَبْدُو كَمُسَافِرٍ، فَقَدْ لَبِسَ إِزَارَيْنِ فَقَطْ، وَهُوَ يُعَلِّمُ الأَحَادِيثَ. سَأَلْتُ النَّاسَ: مَنْ هَذَا الشَّيْخُ؟ فَقَالُوا: إِنَّهُ إِمَامُ المُسْلِمِينَ، أُبَيُّ بْنُ كَعْبٍ.”
“Aku datang ke Madinah untuk menuntut ilmu. Setiap murid menghadap gurunya masing-masing. Aku melewati beberapa majelis hingga tiba di satu majelis di mana pengajarnya tampak seperti seorang musafir. Ia hanya mengenakan dua helai kain, sambil mengajarkan hadits-hadits. Aku bertanya kepada orang-orang, ‘Siapa syaikh ini?’ Mereka menjawab, ‘Dia adalah imam kaum Muslimin, Ubay bin Ka’ab.'”
Setelah selesai pengajian, aku mengikuti beliau sampai ke rumahnya. Aku melihat rumah tua yang sangat sederhana dengan sedikit perabotan. Ia menjalani hidup dengan sangat zuhud. (Kitab Al-Thabaqat Al-Kubra).
Dalam riwayat Hilyatul Awliya, disebutkan bahwa Sayyidina Ubay bin Ka’ab Radiyallahu Anhu berkata: “Pernah Baginda Rasulullah SAW bersabda kepadaku:”
“أَيُّ آيَةٍ مِنْ كِتَابِ اللَّهِ ﷿ مَعَكَ أَعْظَمُ؟”
“Ayat mana dari Kitab Allah yang terbesar menurutmu?”
Aku menjawab:
“اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ”
“Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.”
Beliau mengulangi pertanyaan itu, dan akhirnya aku menjawab:
“اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ” (Ayat Kursi, QS. Al-Baqarah: 255).
Mendengar jawabanku, Rasulullah SAW menepuk dadaku dan bersabda:
“لِيَهْنِكَ الْعِلْمُ أَبَا الْمُنْذِرِ”
“Selamat atas ilmumu, wahai Abu Al-Mundzir.”
Dan terakhir, ketika Baginda Nabi SAW sedang mengimami shalat, dalam bacaannya tertinggal satu ayat, Sayyidina Ubay bin Ka’ab Radiyallahu Anhu segera mengingatkannya. Selesai shalat, Rasulullah SAW bertanya:
“مَنْ ذَكَّرَنِي؟”
“Siapa yang mengingatkanku tadi?”
Sayyidina Ubay bin Ka’ab menjawab:
“أَنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ.”
“Aku, ya Rasulullah.”
Rasulullah bersabda:
“ظَنَنْتُ أَنَّكَ أَنْتَ الَّذِي ذَكَّرْتَنِي.”
“Dalam dugaanku, engkaulah yang mengingatkanku.”
(Musnad Ahmad).
Faidah:
Meskipun Sayyidina Ubay bin Ka’ab Radiyallahu Anhu sibuk dengan ilmu dan mempunyai tugas sebagai pencatat wahyu, ia selalu ikut berjuang di jalan Allah Subhanahu Wa Ta’ala, baik bersama Rasulullah SAW maupun secara mandiri dalam berjihad.
Muhammad andhika bachdaf (CSSMoRA Ma’had Aly Sa’idusshiddiqiyah Jakarta 2023)