Sejak zaman penjajahan hingga kemerdekaan, sosok santri telah menjadi bagian integral dari masyarakat Indonesia. Peran santri dalam menjaga keutuhan NKRI sangatlah signifikan, baik secara historis maupun kontemporer. Santri telah memberikan kontribusi besar dalam berbagai aspek bernegara dan berbangsa.
Secara historis, santri terlibat aktif dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Tidak hanya sebagai pejuang di medan perang, santri dan ulama juga berperan sebagai pemberi dukungan spiritual dan intelektual bagi para pejuang kemerdekaan. Tokoh-tokoh seperti KH. Hasyim Asy’ari, KH. Abdul Wahid Hasyim, Ki Bagus Hadikusomo adalah beberapa tokoh yang memiliki peran sentral dalam pembentukan bangsa Indonesia.
Secara kontemporer, peran santri tetap relevan dalam menjaga keutuhan NKRI. Dalam aspek pendidikan misalnya, para santri yang bernaung dan menuntut ilmu di Pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam, sejauh ini sudah banyak sekali melahirkan generasi muda berkualitas dan memiliki wawasan kebangsaan yang luas. Dalam aspek sosial kemasyarakatan santri berperan sebagai pembina moral masyarakat, mengajarkan nilai-nilai agama, menanamkan sikap toleransi, gotong royong, dan cinta tanah air. Santri juga berperan aktif dalam mempromosikan moderasi beragama sebagai pilar kerukunan bangsa antar umat beragama.
Lantas, bagaimana santri bisa berperan memberikan kontribusi berarti dalam membangun dan menjaga keutuhan NKRI ?
Dalam konteks kekinian, peran santri semakin relevan. Mereka tidak hanya berperan sebagai pewaris tradisi keagamaan, tetapi juga sebagai agen perubahan yang aktif di berbagai bidang kehidupan. Salah satu kontribusi kerukunan umat beragama. Dengan nilai-nilai toleransi dan moderasi yang ditanamkan sejak dini, santri mampu menjadi contoh bagi masyarakat dalam hidup berdampingan secara damai.
Selain itu, santri juga berperan aktif dalam pembangunan bangsa. Mereka terlibat dalam berbagai kegiatan sosial, seperti gotong royong, dan pemberdayaan masyarakat. Melalui kegiatan-kegiatan tersebut, santri tidak hanya memberikan bantuan nyata kepada masyarakat, tetapi juga mempererat tali silaturahmi antar sesama anak bangsa.
Dalam era globalisasi yang penuh tantangan, santri dituntut untuk memiliki kemampuan yang lebih kompetitif. Oleh karena itu, pesantren-pesantren di Indonesia terus berinovasi dalam mengembangkan kurikulum pembelajaran yang mengintegrasikan ilmu agama dengan ilmu pengetahuan umum. Hal ini bertujuan untuk menghasilkan lulusan pesantren yang tidak hanya menguasai ilmu agama, tetapi juga memiliki kompetensi yang dibutuhkan di dunia kerja.
Namun, menjadi seorang santri di era modern ini bukanlah tanpa tantangan. Santri harus mampu menghadapi arus informasi yang begitu deras, termasuk informasi yang tidak benar atau hoaks. Santri juga harus mampu menjaga keseimbangan antara kehidupan agama dan kehidupan sosial.
Untuk menghadapi tantangan tersebut, santri perlu terus meningkatkan kualitas diri. Mereka perlu rajin belajar, mengembangkan minat dan bakat, serta memperluas jaringan pergaulan. Dengan begitu, santri dapat menjadi generasi muda yang unggul dan mampu membawa perubahan positif bagi bangsa.
Sebagai penutup, dapat disimpulkan bahwa santri memiliki peran yang sangat strategis dalam menjaga keutuhan NKRI. Dengan nilai-nilai agama yang kuat, semangat kebangsaan yang tinggi, dan kemampuan adaptasi yang baik, santri dapat menjadi pilar utama dalam membangun masyarakat yang adil, makmur, dan beradab. mereka dalam menjalankan perannya.
Adhiim Hafiidh (CSSMoRA UIN Sunan Gunung Djati Bandung 2023)