Kusumahdinata, yang lebih dikenal dengan gelarnya yaitu Pangeran Santri, adalah Raja kedelapan Sumedang Larang. Ayahnya bernama Pangeran Pamelakara dan ibunya Matangsari, seorang ulama sekaligus kerabat dari keraton Kesultanan Cirebon. Pada tahun 1530, Pangeran Santri menjadi ulama pertama yang menyebarkan agama Islam di wilayah Sumedang Larang. Beliau memiliki garis keturunan langsung dengan Nabi Muhammad, sebagai cucu dari Sunan Gunung Jati (Syarief Hidayatulloh) Cirebon.
Pangeran Santri telah menerima pendidikan agama sejak usia dini. Ia belajar dari para ulama dan melakukan perjalanan ke berbagai tempat untuk memperdalam ilmunya. Dikenal sebagai sosok yang sangat tekun dan memiliki pemahaman mendalam tentang ajaran Islam, Pangeran Santri akhirnya menikah dengan raja ketujuh Sumedang Larang, Nyi Mas Ratu Intan Dewata, yang bergelar Ratu Pucuk Umum Sumedang.
Pada masa itu, Kerajaan Sumedang Larang masih menganut Sunda Wiwitan dan berpusat di Kutamaya (sekarang wilayah Padasuka, Kecamatan Sumedang Utara). Pangeran Santri diperintahkan untuk menghadap Ratu Pucuk Umum dan memperkenalkan ajaran Islam. Akhirnya, Ratu Pucuk Umum memeluk agama Islam.
Kedudukan Pangeran Santri sebagai pemimpin Sumedang Larang bersama istrinya memudahkan penyebaran Islam di tatar Sunda. Kehadirannya dalam pemerintahan Sumedang Larang membawa sentuhan Islam yang lebih intim dan mulai berkembang di kerajaan tersebut.
Pangeran Santri meninggal dunia, meninggalkan banyak kenangan dan jasa bagi masyarakat Sumedang. Hingga kini, beliau masih dikenang sebagai tokoh besar yang membawa perubahan positif dan kemajuan dalam bidang keagamaan di Sumedang. Makamnya yang terletak di Gunung Ciung Pasarean Gede masih sering dikunjungi oleh para peziarah yang ingin menghormati jasanya dan mendoakannya.
Konah Wulanah (CSSMoRA Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia 2023)