Jawaban dari Pertanyaan Seumur Hidup

ilustrasi oleh Achmad Ferdiansyah

Ibuku selalu bertanya padaku, “Bagian manakah dari tubuh yang paling penting?” Bertahun-tahun, aku selalu menebak dengan jawaban yang aku anggap benar. Ketika aku masih muda, aku pikir sesuatu yang paling penting bagi kita sebagai manusia adalah mata, jadi aku jawab, “Mata, Bu.” Tapi, ternyata itu bukan jawabannya. “Bukan itu, Nak. Banyak orang yang buta. Tapi teruslah memikirkannya dan aku akan menanyakan lagi nanti.”

Beberapa tahun kemudian, aku mencoba menjawab sebelum dia bertanya padaku lagi. Sejak jawaban pertama, kini aku yakin jawaban kali ini pasti benar. Jadi, kali ini aku memberitahukannya, “Bu, tangan untuk kita makan, jadi itu sangat penting bagi semua orang, dan pasti itu jawabannya.” Dia memandangku dan berkata, “Kamu belajar mempercepat, tapi jawabanmu masih salah karena masih banyak orang yang tidak memiliki tangan (cacat).”

Mencari jawabannya dari tahun ke tahun, Ibu terus bertanya padaku beberapa kali dan jawabannya selalu, “Bukan. Tapi, kamu makin pandai dari tahun ke tahun, Anakku.” Akhirnya tahun lalu, kakekku meninggal. Semua keluarga sedih. Semua menangis. Bahkan, aku pun ikut menangis. Aku sangat ingat itu karena itulah saat kedua kalinya aku melihatnya menangis. Ibuku memandangku ketika tiba giliranku untuk mengucapkan selamat tinggal pada kakek.

Dia bertanya padaku, “Apakah kamu sudah tahu apa bagian tubuh yang paling penting, sayang?” Aku terkejut ketika Ibu bertanya pada saat seperti ini. Aku sering berpikir, ini hanyalah permainan antara Ibu dan aku. Ibu melihat kebingungan di wajahku dan memberitahuku, “Pertanyaan ini penting. Ini akan menunjukkan padamu apakah kamu sudah benar-benar hidup.”

Untuk semua bagian tubuh yang kamu beritahu padaku dulu, ibu selalu berkata kamu salah dan aku telah memberitahukan kamu kenapa. Tapi, hari ini adalah hari di mana kamu harus mendapat pelajaran yang sangat penting. Dia memandangku dengan wajah keibuan. Aku melihat matanya penuh dengan air. Dia berkata,

“Sayangku, bagian tubuh yang paling penting adalah bahumu.”

Aku bertanya, “Apakah karena fungsinya untuk menahan kepala?” Ibu membalas, “Bukan, tapi karena bahu dapat menahan kepala seorang teman atau orang yang kamu sayangi ketika mereka menangis. Kadang-kadang dalam hidup ini, semua orang perlu bahu untuk menangis. Aku cuma berharap, kamu cukup kasih sayang dan teman-teman agar kamu selalu sediakan bahumu untuk menangis kapan pun kamu membutuhkannya.”

Setelah sekian tahun, aku baru mengetahui jawabannya. Akhirnya aku tahu. Bagian tubuh yang paling penting adalah tidak menjadi orang yang mementingkan diri sendiri. Simpati terhadap penderitaan yang dialami oleh orang lain. Orang akan melupakan apa yang kamu lakukan. Tetapi, orang tidak akan pernah lupa bagaimana kamu membuat mereka berarti.

Catatan:
Dan di dalam kekeluargaan inilah aku menemukan dan mengerti itu semua. Mereka bukan hanya menjadi teman, tetapi menjadi keluarga yang kian mendukung dan memberikan semangat di setiap saatnya. Membuat kita melupakan rasa sedih yang tersimpan seketika. Terima kasih yang tak terbilang untuk mereka semua.


Dania Ramadani (CSSMoRA Universitas Wahid Hasyim Semarang 2023)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *