Pendahuluan
Ahlus Sunnah Wal Jama’ah, atau Sunni, merujuk pada mayoritas umat Islam yang mengikuti tradisi dan ajaran yang ditetapkan oleh Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya. Disebut “Ahlus Sunnah” karena mereka menekankan pentingnya mengikuti sunnah Nabi Muhammad sebagai bagian esensial dari kehidupan dan agama mereka.
Ahlus Sunnah Wal Jama’ah juga percaya pentingnya menjaga kesatuan dalam umat Islam, mengakui adanya perbedaan pandangan dan pemahaman, namun tetap berusaha untuk bersatu dalam kerangka yang disepakati bersama. Mayoritas ulama dan cendekiawan Islam di seluruh dunia termasuk dalam kategori Ahlus Sunnah Wal Jama’ah, yang mengacu pada sumber utama ajaran Islam, yaitu Al-Qur’an, Hadist, Ijma’ (kesepakatan para ulama), dan Qiyas (analogi).
Selain itu, Ahlus Sunnah Wal Jama’ah menekankan pentingnya mempelajari dan memahami ajaran agama dengan metode yang benar dan canggih. Mereka berpegang pada prinsip-prinsip yang telah ditetapkan oleh para ulama terkemuka dan menggunakan analisis kontekstual yang melibatkan sejarah, bahasa, dan budaya dalam menafsirkan ajaran agama.
Ahlus Sunnah Wal Jama’ah juga mengakui peran penting ulama dalam menyebarkan pengetahuan agama kepada umat Islam. Mereka menghargai otoritas ulama yang memiliki pengetahuan mendalam dan mengikuti nasihat mereka dalam memahami agama dan menjalankan ibadah. Sebagai salah satu aliran dalam agama Islam dengan jumlah pengikut yang besar di berbagai belahan dunia, Ahlus Sunnah Wal Jama’ah memiliki peran dan tantangan tersendiri di era globalisasi. Artikel ini akan mengulas secara singkat tentang peran dan tantangan Ahlus Sunnah Wal Jama’ah di era globalisasi ini.
Pembahasan
Di era globalisasi ini, Ahlus Sunnah Wal Jama’ah berperan penting dalam menjaga kelangsungan dan keaslian ajaran Islam di seluruh dunia. Mereka berupaya menjaga keutuhan agama dan membela kebenaran Islam sesuai ajaran Nabi Muhammad SAW dan para sahabat. Ahlus Sunnah Wal Jama’ah melestarikan tradisi ilmu pengetahuan dan budaya yang telah berkembang sejak awal Islam, serta menyebarkan pesan perdamaian, toleransi, dan dialog antaragama. Mereka mendorong umat untuk hidup rukun dengan kelompok agama lain dan berkomunikasi dengan mereka.
Ahlus Sunnah Wal Jama’ah juga berkomitmen untuk mengedepankan persaudaraan dan membangun keharmonisan dalam masyarakat multikultural. Namun, mereka menghadapi berbagai permasalahan, termasuk maraknya paham radikal dan ekstremisme yang mengatasnamakan agama. Beberapa kelompok yang menamakan dirinya Ahlus Sunnah Wal Jama’ah mempraktikkan ajarannya dengan cara yang kurang toleran, sehingga dapat menimbulkan konflik sosial. Oleh karena itu, Ahlus Sunnah Wal Jama’ah harus mengedepankan pendekatan moderat dan mendorong pemahaman yang baik di antara para pengikutnya.
Tantangan lainnya adalah hadirnya budaya sekularisme dan pengaruh Barat yang kuat dalam masyarakat global. Ahlus Sunnah Wal Jama’ah harus menemukan cara untuk menyeimbangkan keyakinan dan nilai tradisional dengan perkembangan teknologi saat ini. Mereka harus beradaptasi dengan perkembangan tanpa melupakan landasan agama yang menjadi pijakan keyakinannya.
Sebagai komunitas Ahlus Sunnah Wal Jama’ah, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk beradaptasi dengan perkembangan teknologi, antara lain:
- Penguatan Pendidikan: Memperkuat pendidikan dalam literasi digital dan pengetahuan teknologi, dengan melibatkan guru dan tokoh agama dalam mengajarkan nilai-nilai Ahlus Sunnah Wal Jama’ah dalam konteks teknologi.
- Riset dan Inovasi: Mendorong anggota untuk melakukan riset dan inovasi teknologi yang berorientasi pada nilai-nilai agama, sehingga Ahlus Sunnah Wal Jama’ah tetap relevan dan berkontribusi dalam pengembangan teknologi.
- Kolaborasi dengan Teknologi: Menjalin kolaborasi dengan para ahli teknologi untuk mengembangkan aplikasi yang mendukung praktik keagamaan, pengelolaan dana zakat, atau penyebaran dakwah.
- Pelibatan dalam Komunitas Teknologi: Aktif terlibat dalam komunitas teknologi untuk mempelajari perkembangan terbaru dan membangun jejaring dengan para profesional teknologi.
- Penggunaan Media Sosial: Memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan ajaran agama dan membahas isu-isu terkait teknologi dalam konteks agama, melalui konten yang informatif dan interaktif.
Dengan langkah-langkah ini, Ahlus Sunnah Wal Jama’ah dapat beradaptasi dengan perkembangan teknologi tanpa melupakan nilai-nilai dan ajaran agama yang menjadi identitasnya. Lebih jauh lagi, globalisasi juga membawa perubahan sosial dan budaya yang dapat mempengaruhi nilai-nilai tradisional Ahlus Sunnah Wal Jama’ah, sehingga dapat melemahkan integritas dan kredibilitas pemahaman tersebut di masyarakat luas.
Kesimpulan
Ahlus Sunnah Wal Jama’ah memiliki peran penting dalam mempertahankan nilai-nilai Islam yang otentik dan menyebarkan pesan toleransi dan dialog antaragama di era globalisasi. Namun, mereka juga menghadapi tantangan seperti radikalisme agama dan pengaruh budaya Barat.
Peran
Globalisasi telah memperluas akses terhadap informasi, memungkinkan Ahlus Sunnah Wal Jama’ah menjangkau lebih banyak pengikut dan menyebarkan ajarannya. Dengan teknologi komunikasi modern, mereka dapat lebih efektif menyampaikan pesan kepada jamaah di seluruh dunia.
Tantangan
Globalisasi juga membawa tantangan bagi Ahlus Sunnah Wal Jama’ah. Komunikasi lintas budaya dan paparan ide-ide baru dapat menimbulkan pengaruh asing yang mungkin bertentangan dengan ajaran mereka, sehingga perlu menjaga keaslian dan jati diri dalam menghadapi berbagai pandangan dan gagasan luar.
Dampak
Globalisasi memungkinkan Ahlus Sunnah Wal Jama’ah untuk berkomunikasi dengan umat Islam di seluruh dunia, berpartisipasi dalam dialog antaragama, bertukar pengalaman, dan memperluas jaringan. Namun, dampak negatif globalisasi bisa menjadi boomerang jika tidak disikapi dengan bijak. Penyebaran informasi yang cepat dapat mengakibatkan penyebaran gagasan palsu atau keliru tentang ajaran mereka, yang merugikan nama baik dan integritas masyarakat. Oleh karena itu, penting untuk terus memperkuat pendidikan dan penelitian di komunitasnya agar dapat membedakan ajaran yang sahih dan yang menyimpang.
Kerja sama dan pemahaman yang baik diperlukan untuk menjawab tantangan tersebut dan menjaga keutuhan Ahlus Sunnah Wal Jama’ah dalam situasi dunia yang semakin kompleks.
Rencana Tindak Lanjut KTPT CSSMoRA Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia 2023 (Hukma Kaulan Karima, Fathma Annisyha, dan Diyanti Sekar Arum)