
Sebagai anggota Community of Santri Scholars of Ministry of Religious Affairs (CSSMoRA), kita bukan hanya penerima beasiswa, melainkan komunitas yang berkomitmen untuk memberikan kontribusi pada kemajuan bangsa. Peran CSSMoRA dalam membentuk masa depan Indonesia tidak hanya terbatas pada penerimaan beasiswa, tetapi juga mencakup eksplorasi kearifan lokal melalui lensa filsafat Islam. Dalam merayakan harlah ke-16 organisasi ini, mari kita telaah bagaimana CSSMoRA menjalin harmoni antara keilmuan agama, kontribusi terhadap negara, dan eksplorasi dunia akademisi dengan merintis keterkaitan dengan teori-teori filsafat Islam.
Kontribusi CSSMoRA dan Teori Filsafat Islam terhadap Negara Indonesia
CSSMoRA tidak hanya menjadi penyedia beasiswa; organisasi ini berkomitmen membentuk intelektualitas santri. Dengan memahami pentingnya kearifan lokal dan keilmuan agama dalam keberagaman Indonesia, CSSMoRA menjadi jembatan antara keilmuan agama dan pengetahuan umum. Santri CSSMoRA berkembang bukan hanya sebagai sarjana, melainkan juga sebagai pemikir kritis yang mampu memberikan solusi konkret untuk tantangan zaman.
Peran CSSMoRA tidak terbatas pada lingkup akademis. Melalui kegiatan sosial dan pemberdayaan masyarakat, organisasi ini berusaha menciptakan dampak positif yang dirasakan oleh seluruh masyarakat Indonesia. CSSMoRA tidak hanya mencetak sarjana berkualitas, tetapi juga pemimpin yang peduli pada kesejahteraan bangsa.
CSSMoRA mengadopsi teori Al-Farabi tentang “Madina al-Fadhila” atau “Negara Berkeadilan.” Dalam konteks ini, CSSMoRA tidak hanya menciptakan individu yang berilmu, tetapi juga memperkuat nilai-nilai keadilan dan tanggung jawab sosial. Santri CSSMoRA menjadi agen perubahan yang menerapkan prinsip-prinsip kebijakan Islam untuk menciptakan masyarakat yang adil dan inklusif.
Dalam menjalankan peran sebagai wadah pendidikan, CSSMoRA menggabungkan keilmuan dan nilai-nilai keadilan. Teori Al-Farabi menjadi pilar utama yang memberikan arah bagi pendekatan pendidikan di organisasi ini. CSSMoRA menciptakan individu yang tidak hanya berilmu, tetapi juga membawa nilai-nilai keadilan dan tanggung jawab sosial dalam diri mereka.
Melalui konsep “Madina al-Fadhila,” CSSMoRA tidak hanya memandang pendidikan sebagai akumulasi pengetahuan, melainkan juga sebagai upaya menciptakan warga negara yang memiliki kesadaran sosial dan moral tinggi. Santri diajak untuk tidak hanya menjadi intelektual ulung, tetapi juga menjadi agen perubahan yang menerapkan prinsip-prinsip kebijakan Islam dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam menerapkan konsep “Tawhid” dari pemikiran Ibnu Khaldun, CSSMORA menyadari bahwa pembangunan sumber daya manusia harus seiring dengan pembangunan spiritual. Dengan mengintegrasikan pendidikan agama, sains, dan seni, CSSMoRA menciptakan kader-kader unggul yang mampu menghadapi kompleksitas tantangan zaman.
CSSMoRA dalam Dunia Akademisi dan Kajian Filsafat Islam
CSSMoRA berperan dalam mengangkat martabat Islam dan pengetahuan keagamaan di dunia akademisi. Dengan mengadopsi konsep “Ilm al-Kalam” dari Al-Ghazali, CSSMoRA menggelar lomba penulisan artikel dalam rangka harlah ke-16. Lomba ini bukan hanya ajang kompetisi, melainkan juga wahana untuk mengembangkan keterampilan berbicara dan berargumen dengan landasan keilmuan Islam.
Teori “Hikmah” dari Ibnu Sina menjadi inspirasi bagi CSSMoRA dalam merespons perubahan global. Organisasi ini mengajarkan para santri untuk tidak hanya memiliki kecakapan berpikir yang tajam, tetapi juga keterampilan berbicara yang mumpuni. CSSMoRA mendorong santri untuk menjadi pemikir kreatif dan visioner dalam dialog ilmiah, membawa dampak positif pada masyarakat dan dunia akademisi.
Dengan mengamalkan konsep “Tawhid” dari Ibnu Khaldun, CSSMoRA memandang bahwa pembangunan sumber daya manusia harus sejalan dengan pembangunan spiritual. Integrasi pendidikan agama, sains, dan seni menciptakan kader-kader unggul dengan keselarasan antara pengetahuan, moralitas, dan kreativitas. CSSMoRA menetapkan standar ketegasan bahwa keunggulan dinilai dari sejauh mana pengetahuan membentuk karakter dan mendukung perkembangan spiritualitas.
Dengan melibatkan santri dalam pendidikan agama, CSSMoRA tidak hanya menanamkan nilai-nilai keislaman, tetapi juga mengasah kepekaan spiritual. Pendidikan sains dan seni diintegrasikan untuk memberikan pandangan holistik terhadap dunia. CSSMoRA menciptakan lingkungan belajar yang memupuk semangat kolektif untuk mewujudkan visi “Madina al-Fadhila.”
Kontribusi CSSMORA pada Masyarakat dan Dunia Akademisi
CSSMORA membuktikan bahwa Islam bukan hanya relevan dalam konteks keagamaan, tetapi juga menjadi sumber inspirasi bagi berbagai disiplin ilmu. Dengan merangkul pendekatan inklusif, CSSMoRA membangun jembatan antara agama, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Keterlibatan CSSMoRA dalam dunia akademisi membuka pintu bagi perwakilan santri dalam forum internasional, mencerminkan keberagaman dan toleransi dari Indonesia ke seluruh dunia.
Teori “Hikmah” menjadi dasar filosofis yang memandu setiap aspek pendidikan di CSSMoRA. Kesadaran akan perbedaan diintegrasikan dalam suasana keberagaman, mengajarkan bahwa kekayaan intelektualisasi Indonesia terletak pada pluralitasnya. Melalui kolaborasi lintas disiplin, CSSMoRA menciptakan sinergi antara berbagai keahlian, mencerminkan semangat inklusif dan integratif dalam merespons perubahan global.
Dengan didorong oleh nilai-nilai “Hikmah,” CSSMoRA membimbing santrinya untuk menjadi pemimpin visioner dalam dunia akademisi. Mereka diajarkan untuk merancang solusi inovatif, menjadi agen perubahan yang memberikan kontribusi bagi kemajuan bangsa dan umat. CSSMoRA menjadi tempat di mana nilai-nilai kebenaran, keadilan, dan kebaikan bukan hanya diajarkan, tetapi juga diimplementasikan dalam tindakan nyata.
Dalam menghadapi tantangan kontemporer, CSSMoRA mengadopsi teori “Maslahah” dari Al-Shatibi sebagai pedoman etika. Dalam penulisan artikel, santri diharapkan mempertimbangkan dampak positif bagi masyarakat dan bangsa, menciptakan solusi berbasis keadilan dan kebaikan bersama. Konsep “Maslahah” bukan hanya teori, tetapi diimplementasikan dalam praktik dengan mendorong santri untuk memikirkan dampak positif bagi masyarakat dan bangsa.
CSSMoRA menekankan pada nilai-nilai keadilan dan kebaikan bersama. Santri diajak untuk lebih dari sekadar mengemukakan ide brilian, tetapi juga memikirkan dampak positif yang dapat dihasilkan oleh tulisan mereka bagi masyarakat dan bangsa. CSSMoRA bukan hanya melatih para santri sebagai intelektual, melainkan juga sebagai agen perubahan yang memiliki kesadaran etika dan moral.
Tanggung Jawab Anggota CSSMRA
Sebagai anggota CSSMoRA, kita tidak hanya menjalankan peran sebagai penerima beasiswa, melainkan pembawa estafet nilai-nilai keilmuan Islam untuk membangun intelektualitas santri. Tanggung jawab kita tidak hanya terbatas pada penerimaan manfaat beasiswa, tetapi juga sebagai agen perubahan positif. Dengan menjaga komitmen terhadap nilai-nilai keilmuan dan keagamaan, kita membangun masa depan Indonesia yang berdaya saing, beradab, dan inklusif.
Melalui sayembara penulisan artikel dalam rangka harlah ke-16, kita tidak hanya mengasah kemampuan akademis, tetapi juga membentuk karakter yang kokoh. CSSMoRA membuktikan bahwa Islam bukan hanya ajaran keagamaan, melainkan landasan utama dalam membentuk pemimpin masa depan. Dengan memadukan konsep “Tawhid,” “Ilm al-Kalam,” “Maslahah,” dan nilai-nilai lainnya, CSSMoRA memberikan dasar kokoh bagi santri untuk berkembang tidak hanya sebagai individu yang cerdas secara akademis, tetapi juga sebagai agen perubahan yang mengedepankan kebenaran, keadilan, dan kebaikan.
Sebagai anggota CSSMoRA, kita bersama-sama melangkah ke depan dengan semangat penuh, membawa nilai-nilai keilmuan Islam dan semangat keadilan untuk mengukir jejak positif dalam perjalanan pembangunan Indonesia. Dengan demikian, kita mewujudkan visi CSSMoRA untuk menciptakan generasi santri yang tidak hanya berdaya saing di kancah global tetapi juga menjadi pilar utama dalam mewujudkan masyarakat yang berlandaskan nilai-nilai kebaikan dan keadilan, memberikan sumbangsih luar biasa bagi kemajuan dan kesejahteraan bangsa.
Yoga Eko Prasetyo (CSSMoRA UIN Sunan Kalijaga 2021)