Menguak Fajar Dan Menelisik Senja

Sungguh, rasanya ini tak nyata,
Fatamorgana semata yang terbentang luas.
Pahit terasa ketika dihayati,
Buruk terlihat, tak terelakkan.

Ah, biarlah aku terdiam,
Semua rasa cukup terpendam.
Diam dan pasrah, tanpa banyak kata,
Gemetar tanganku, biarkanlah saja.

Auman singa hanya membuat hening,
Yang tersembunyi tak perlu diungkap.
Minoritas terkekang oleh batasan,
Mayoritas berkuasa tanpa batas.

Menguak fajar hanya sebatas angan,
Menelisik senja? Ah, tak perlulah.
Aku telah menyerah, tak ingin berharap,
Hanya sedikit kesadaran di antara sabar.

Sadar hanya sesaat,
Sisanya hanya sabar.
Melihat kenyataan yang tak wajar,
Kapan keadilan akan ditebarkan?


Ibnu Hanif (CSSMoRA UIN Sunan Kalijaga 2023)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *