Bogor, 26 Oktober 2023 – Kementerian Agama Republik Indonesia, melalui Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (Kasubdit PD Pontren) serta Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, menggelar sebuah kegiatan penting yang bertajuk “Pembinaan Moderasi Beragama dan Wawasan Kebangsaan bagi Mahasantri.” Acara ini berlangsung selama tiga hari, dari tanggal 24 hingga 26 Oktober 2023, di The Highland Park Resort – Hotel Bogor.
Kegiatan ini dihadiri oleh 37 perwakilan mahasantri penerima Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) dari berbagai perguruan tinggi mitra. Para peserta mendapatkan wawasan yang berharga dari sejumlah narasumber terkemuka, antara lain Dr. H. Basnang Said, S. Ag., M. Ag (Kasubdit Pendidikan Pesantren), Dr. Mahrus (Kasubdit Pendidikan Diniyah dan Mahad Aly), Dr Nyai Hj Safira Machrusoh (Wakil Sekjen PBNU/Mantan Dubes Aljazair), Nyai Hj. Ratu Dian Khatifah (Sekjen Korps Muballighoh Indonesia DMI), Dr. Ngasiman Djoyonegoro, MA (Pengamat Intelejen/ Rektor Institut Sains dan Teknologi Jakarta), Dr. H. Fadli Yasir, M. Ag, (Ketua PP ISNU), dan H. Wardi Taufiq (Pengurus LP Maarif NU PBNU).
Acara ini dibuka oleh Dr. H. Basnang Said, S.Ag., M. Ag, selaku Kepala Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia.
Dalam sambutannya, Dr. Basnang Said menyoroti urgensi pelaksanaan pembinaan moderasi beragama dan wawasan kebangsaan. Ia menjelaskan bahwa saat ini masyarakat dihadapkan pada tiga tantangan besar, yaitu meningkatnya pandangan ekstrem, klaim kebenaran yang bersifat subjektif, dan semangat beragama yang terkadang mengabaikan nilai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Hak Asasi Manusia (HAM).
Dr. Basnang Said menyatakan, “Mahasantri yang hadir di sini diharapkan menjadi duta moderasi beragama yang mampu menyebarkan pesan moderasi kepada organisasi di dalam dan di luar kampus masing-masing.”
Pendapat senada juga disampaikan oleh Nyai Hj. Ratu Dian Khatifah, yang menekankan peran mahasantri sebagai agen perubahan. Ia menyatakan, “Mahasantri yang mengikuti pembinaan ini adalah mereka yang terpilih dari kampusnya untuk menjadi agen perubahan, yang nantinya dapat menyebarkan pesan moderasi beragama kepada mereka yang belum memahami sepenuhnya konsep ini.”
Selain itu, Dr. Nyai Hj Safira Machrusoh memberikan solusi untuk mengatasi pandangan yang terpolarisasi, yaitu dengan memprioritaskan moderasi beragama, memperkuat moderasi beragama melalui media sosial, meningkatkan kesadaran akan toleransi, menghargai perbedaan, kesetaraan, dan kerjasama antaragama untuk mencapai harmoni antaragama.
Wardi Taufiq berharap para mahasantri dapat mengembangkan pola pikir yang baik dan berpikir kritis dalam menjaga keseimbangan antara agama dan negara.
Dr. Basnang Said menegaskan bahwa kegiatan pembinaan moderasi beragama dan wawasan kebangsaan ini bertujuan untuk memperkuat semangat nasionalisme, kebangsaan, dan kemanusiaan. Harapannya, mahasantri dapat menjadi teladan bagi masyarakat dalam mempromosikan moderasi beragama.
Kegiatan ini ditutup pada Kamis, 26 Oktober 2023 dengan merumuskan rencana tindak lanjut peran mahasantri dalam menyebarkan konsep moderasi beragama di lingkungan kampus.
Putri Noor Azlina
CSSMoRA UNJ
Tinggalkan Balasan