AS-SUYUTHI; CERDIK CENDIKIA MULTI-FAN KEISLAMAN

1. NAMA DAN GARIS KETURUNAN IMAM SUYUTHI

Nama lengkap beliau adalah al-Imam al- Hafidz abu al-Fadhl Jalaludin Abdurrohman bin Kamaluddin Abi al-Manaqib Abi Bakr bin Nasiruddin, Muhammad bin Sabiquddin Abi Bakr bin Fakhruddin Utsman bin Nashiruddin Muhammad bin Saifuddin Khidir bin Najmuddin Abu as-Sholah Ayyub bin Nashiruddin Muhammad bin Syekh Hamamudin al-Hmam al-Khudhoiri al-Asyuthi.

Adapun penamaan Abdurrohman merupakan nama yang diberikan orang tua nya pada hari ketujuh dari kelahirannya. Di dalam penamaan itu mengandung makna-makna yang baik, sebagaimana yang dikatakan imam as-suyuthi diantaranya sebagai berikut :

  • Abdurrohman merupakan nama yang paling dicintai allah SWT
  • Abdurrohman merupakan nama yang sesuai dengan nama kepala para malaikat yaitu isrofil
  • Abdurrohman merupakan nama yang sesuai dengan nama anak dari sayyidina abu bakr as-shiddiq.

Adapun penisbatan al-Khudori sendiri, Imam as-Suyuthi berkata, “Saya belum memastikan secara pasti mengenai penisbatan ini kecuali saya telah melihat dalam buku-buku negara dan silsilah bahwa al-Khudori merupakan satu tempat yang ada di kota Baghdad”.

Adapun penisabatan as-Suyuth atau al-Asyuth merupakan satu nisbat terhadap sebuah kota yang ada di Mesir dulu. Dapat difahami bahwa keluarga Imam as-Suyuthi sebelum kedatangannya di Mesir, mereka hidup di al-Khudhoiri (salah satu tempat yang ada di kota Baghdad). Imam as-Suyuthi sendiri memiliki dua kitab yang ia tulis untuk kota Asyuth, yaitu kitab al-Madbuth fii akhbar asyuth, dan kitab Tarikh Asyuth.

Nama julukan (Laqab) Imam as-Suyuthi ialah Abu al-Fadhl. Beliau pernah berkata, “Saya tidak tau apakah kedua orang tua saya memberikan saya julukan atau tidak. Tetapi, ketika saya tunjukan kepada guru saya yaitu Syekh ‘Izzuddin bin Ahmad bin Ibrohim al-Kannani al-Hanbali beliau bertanya kepada saya, ‘Apa julukanmu?,’ saya menjawab, ‘saya tidak punya nama julukan’. Kemudian beliau berkata, ‘Abu al-Fadhl’. Orang pertama yang mendapat julukan ini (Abu al-Fadhl) ialah paman Nabi SAW. yaitu Sayyidina Abbas RA dan istrinya pula mendapat julukan yang sama, yaitu Ummu al-Fadhl.

 

2. KELAHIRAN DAN KEHIDUPAN IMAM SUYUTHI

Imam Jalaludin bin Abdurrohman as-Suyuthi dilahirkan di Mesir setelah maghrib pada malam Ahad, awal bulan Rajab, tahun 849 H. Imam Suyuthi menceritakan tentang masa kecilnya kepada kita, beliau berkata, “Selama hidup saya, saya dibawa oleh ayah saya pada Syekh Muhammad al-Majdzub, beliau merupakan wali besar yang tinggal di sebelah kota Masyhad an-Nafisi, kemudian beliau mendoakan keberkahan untuk saya, dan ayah pun kemudian membawa saya berkunjung (sowan)  pada dewan pembesar para ulama. Salah satu teman dari ayah saya menceritakan bahwa dewan pembesar itu ialah al-Hafidz Ibnu Hajar yang wafat pada tahun 852 H”.”

“Saya tumbuh sebagai yatim, dan menghafalkan Al-Qur’an pada umur 8 tahun. Setelah itu saya menghafal kitab al-Umdah al-Ahkam fi al-Fiqh li Ibni Qudama, Minhajul Fiqh li an-Nawawi, Minhaju al-Ushul li al-Baidhowi, dan Alfiyah Ibnu Malik

Imam Suyuthi ditinggal wafat oleh ayahnya ketika beliau berusia 5 tahun 7 bulan. Ayahnya bernama Abu al-Manaqib Abu Bakr Kamal ad-Din bin Muhammad bin Sabiq ad-Din Abi Bakr al-Khudhoiri al-Asyuthi, ia lahir di kota Asyuth pada awal abad ke-9. Ayah Imam as-Suyuthi wafat pada waktu adzan isya malam Senin tanggal 5 bulan Safar tahun 855 H, dan beliau wafat sebagai syahid dengan penyakit yang di deritanya yaitu Pleurisy atau Pleuritis[1]. Ayah imam as-Suyuthi  pernah mempelajari beberapa fan ilmu diantaranya; fiqih, ushul fiqih, ilmu kalam, nahwu, ma’ani, bayan manthiq, dan lain sebagainya. Semua fan keilmuan tersebut beliau peroleh dari para ulama terkemuka pada zamannya. Diantaranya ialah Al-Hafidz Ibnu Hajar, Syekh Syamsuddin al-Qayyati, dan lain-lain.

Imam Suyuthi merupakan tokoh ulama yang paling alim dalam bidang hadits pada zamannya. Ketika beliau mencapai usia 40 tahun, beliau mengabdikan dirinya untuk lebih fokus dalam beribadah hingga beliau berhenti berfatwa dan mengajar. Yang kemudian dalam hal itu, beliau membuat sebuah risalah yang diberi nama At-Tanfis fii al-I’tidzar ‘am Man  Taraka al-Ifta wa at-Tadris.

3. JABATAN IMAM SUYUTHI

   Imam syuthi memegang beberapa jabatan, diantaranya ialah :

  1. Menjadi pengajar pada umur 17 tahun.
  2. Menjadi komisi fatwa pada umur 22 tahun
  3. Menjadi ketua mahkamah agung setelah beliau mencapai tingkatan mujtahid muthlaq.

 

4. GURU-GURU IMAM SUYUTHI

   Imam Suyuthi merupakan murid yang belajar di bawah bimbingan ulama-ulama yang agung, bahkan guru Imam as-Suyuthi berjumlah kurang lebih 150 guru. Di antara guru Imam Suyuthi yang masyhur ialah :

  1. Syekh ‘Alam ad-Din Sholih al-Bulqini Ibnu Syekh al-Islam Siroj ad-Din al-Bulqini (791-898 H)
  2. Syekh Taqi ad-Din Ahmad bin Muhammad as-Syamani al-Hanafi (801-872 H)
  3. Syekh Muhyi ad-Din Muhammad bin Sulaiman bin Mas’ud ar-Rumi al-Kafiji wafat pada tahun 879 H
  4. Syekh ‘Izzu al-Hanbali
  5. Syekh Mirzabani
  6. Syekh Jalaludin al-Mahalli
  7. Asiyah binti Jarillah bin Sholih
  8. Kamaliyah binti Muhammad al-Hasyimiyah
  9. Ummu Hani binti Abi al-Hasan al-Harwini
  10. Ummu al-Fadhl binti Muhammad al-Maqdisi

 

5. MURID-MURID IMAM SUYUTHI

Banyak sekali orang yang menjadi murid Imam Suyuthi dan kemudian melanjutkan perjalanan beliau dalam menghidupkan agama islam. Murid-murid beliau yang masyhur antara lain adalah :

  1. Syekh Syams ad-Din Muhammad bin Ali ad-Dawudi al-Mishri as-Syafi’i, dikatakan al-Maliki
  2. Syekh Abdul Wahhab bin Ahmad bin Ali al-Hanafi Abu Muhammad as-Sya’roni
  3. Syekh Syams ad-Din Muhammad bin Ali bin Thulun
  4. Syekh Abdul Qodir bin Muhammad as-Syadzili al-Muadzin al-Mishri as-Syafi’i
  5. Umar bin Qosim bin Muhammad al-Anshory al-Mishri an-Nasyar wafat pada tahun 938 H.
  6. Syekh Syams ad-Din Muhammad bin Yusuf bin Ali as-Syami as-Sholihi ad-Dimisyqi wafat pada tahun 942 H.

 

6. KARYA IMAM SUYUTHI

Tidak diragukan lagi seberapa alim Imam Suyuthi, sehingga beliau mampu membuat karya tulis di setiap fan keilmuan (Multi-Fan). Hal ini menjadi bukti seberapa luas serta tajamnya pemikiran Imam Suyuthi. Menurut Ibnu Iyas karya tulis Imam Suyuthi kurang lebih mencapai 600 karya tulis. Diantaranya adalah :

  • Al-Itqon fii Ulumi al-Qur’an
  • Irsyad al-Muhtadin ilaa Nushrotil Mujtahidin
  • Asbab Wurud al-Hadits
  • Asror Tartib al-Qur’an
  • Qothfu al-Azhar fii Kasyfi al-Asror
  • Is’af al-Mabtho’ bii Rijal al-Muwatho’
  • Al-Asybah wan Nadzhoir fii al-Fiqh
  • I’rob al-Qur’an
  • Al-iklil fii Istinbath at-Tartil
  • Alfiyah as-Suyuthi
  • Ilqom al-Hajr lii Man Saaba Abi Bakr wa ‘Umar
  • Anmudzaj al-Labib
  • Tarikh al-Khulafa
  • At-Tahbir fii ‘Ulum at-Tafsir
  • Tuhfah al-Abror
  • Tadhrib ar-Rowi fii Syarhi Taqrib an-Nawawi
  • Tazyiin al-Mamaliik bi Manaqib Imam Malik
  • Tafsir Jalalain
  • Tanwir al-Hiwalak Syarh Muwatho’ Malik
  • Jami’ as-Shoghir
  • Jami’ al-Kabir
  • Nawahid al-Abkar wa Syawarid al-Afkar
  • Al-Hawi li al-Fatawa
  • Ad-Dhuror al-Muntatsiroh
  • Syarh Suyuthi ‘ala Sunan an-Nasai
  • Thobaqhot al-Hufadz
  • Thobaqot al-mufassirin
  • ‘Uqudul al-Juman
  • ‘Uqud az-Zabarjad ‘alaa Musnad Imam Ahmad
  • Lubab al-Hadits
  • Lubab an-Nuqul

 

7. WAFAT IMAM SUYUTHI

Imam Jalaludin as-Suyuthi tutup usia pada malam Jum’at tanggal 19 Jumadil Ula tahun 911 H. di kediamannya raudhoh berdekatan dengan Sungai Nil. Beliau dimakamkan berdampingan dengan makam orang tuanya.

[1] Peradangan pada selaput pembungkus organ paru-paru atau pleura

Hisam Husaeni
Ketua PT CSSMoRA MA Hasyim Asy’ari

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *