Potensi terbesar dari Indonesia dan warisan terbesar dari Indonesia itu adalah pesantren. Pesantren itu umumnya jauh lebih tua daripada Indonesia dan dia membangun budaya yang tidak bisa di bayangkan untuk menjadi pondasi Indonesia. Sekarang telah lahir dunia baru yang namanya dunia digital yang tidak bisa di hindari sama sekali. Di pesantren ada perangkat perangkat yang penting dimoderenkan, ada juga yang tidak bisa dan sebaiknya tidak dimoderenkan. Digitalisasi hanya dari sisi sisi manajemen seperti penataan keuangannya, kearsipannya, karena itu tuntutan atau sesuatu yang memang perlu dilakukan. Akan tetapi ada juga sisi sisi yang tidak bisa dimoderenkan seperti kitab kitab yang dipelajari, tidak perlu dimoderenkan menjadi buku buku catatan atau pdf yang mungkin terlihat jelas lebih mudah karena hal tersebut tidak bisa tergantikan dari sisi nilai keberkahan.
Bisa dibayangkan dampak apabila suatu pesantren tidak mau melakukan digitalisasi pada sistem pendidikanpengajaran. tentu pondok pesantren tersebut akan sulit bersaing karena ketertinggalannya. Contohnya ketika pandemi Covid-19 melanda mau tidak mau suatu pesantren harus menerapkan digitalisasi, agar dapat membantu proses belajar mengajar. Bayangkan jika suatu pesantren tidak menerapkannya, pasti mereka tidak dapat melakukan proses belajar mengajar, dan jika itu terjadi maka santri akan ketertinggalan pelajaran.
Selain dapat mengefesienkan waktu, Digitalisasi di pesantren dapat mempermudah proses pemasaran, seperti pemasang iklan atau promosi di media sosial dengan begitu akan lebih banyak orang yang akan melihat atau minimal pesantren tersebut akan dikenali lebih luas lagi. Dengan begitu mudah untuk suatu pesantren berkembang pesat. Dan dengan menerapkan Digitalisasi di pesantren dapat membantu lembaga pendidikan dengan dengan melakukan peralihan data sesuai dengan EMIS serta Dapodik (data pokok pendidikan) dan memudahkan komunikasi lembaga pendidikan dengan orang tua santri.
Pondok pesantren As’adiyah adalah salah satu pesantren yang menerapkan sistem digitalisasi dalam manajemen. Muktamar XV pondok pesantren As’adiyah 2022 menetapkan pimpinan pusat yang baru dibawah kepemimpinan AG. Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA. Beliau menawarkan pola pengelolaan sistem manajemen yang baru. Hingga saat ini pondok pesantren As’adiyah memiliki kurang lebih 320 cabang yang tersebar di seluruh pelosok nusantara. Penerapan digitalisasi membuatnya bersaing di dunia luar.
Sebagai kesimpulan, Digitalisasi pesantren itu sangat penting, karna akan membawakan dampak posif yaitu sebuah kemudan dari segala aspek. Dari sesuatu yang dapat memakan waktu, tenaga dan pikiran, akan tetapi dengan digitalisasi akan menjadikannya lebih efektif dan efisien. Dan tanpa Digitalisasi di pesantren, akan membuat pesantren tersebut sulit untuk berkembang terutama di era digital 4.0.
Ditulis oleh Nurfadiah Makmur (CSSMoRA Ma’had Aly As’adiyah)