Yang Mereka Tidak Beritahu Kepadamu Tentang Beasiswa, tapi Kamu Harus Tahu

CSSMoRA – Satu persamaan dari semua beasiswa yang saya jumpai adalah meminta para penerimanya untuk berkontribusi.

Kontribusi yang diharapkan oleh setiap penyelenggara beasiswa juga berbeda-beda. Ada yang meminta kontribusi ke pada masyarakat, kontribusi pada penyelenggara beasiswa, kontribusi ke negara, desa, pondok asal dan sebagainya.

Caranya pun beda-beda, mulai dari kontribusi harus ada sejak beasiswa itu diterima, atau kontribusi nya setelah beasiswa itu berakhir sebagai kontrak.

Penulis pribadi adalah salah satu penerima beasiswa pemerintah yang bersumber dari dana abadi pesantren yang dikelola oleh kementrian agam bidang pendidikan pesantren. Nama beasiswa nya adalah Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB).

Sama seperti beasiswa lain, beasiswa ini menuntut para penerimanya untuk berkontribusi kepada masyarakat, lembaga penyelenggara, serta pesantren asal. Kontribusi diwajibkan sejak pertama kali menerima beasiswa itu, ditambah dengan kewajiban mengabdi 2 tahun setelah beasiswa berakhir.

Selama menjadi penerima beasiswa PBSB ini, kita diberi ruang kontribusi lewat sebuah organisasi bernama CSSMORA (Community of Santri Scholars of Ministry of Religious Affairs). Di organisasi ini kita diharapkan belajar berkontribusi sebelum nantinya terjun lapangan pada saat pengabdian. Kontribusi yang dilakukan pun hanya lingkup perguruan tinggi atau maksimal untuk membanggakan penyelenggara beasiswa. Kontribusi kepada masyarakat belum menjadi perhatian inti.

Sayangnya, didapati bahwa banyak penerima beasiswa yang acuh tak acuh atas tanggungjawab kontribusi pada perguruan tingginya. Ruang kontribusi -dalam hal ini, organisasi yang disediakan- hanya dianggap sebagai beban tambahan yang menghalangi jalan.

Penulis mendapati setidaknya ada 2 hal yang mendasari hal ini,

  1. Penerima beasiswa memang cuma mengincar dana beasiswa tanpa peduli atas kontribusi. Bukan jarang lagi kita jumpai penerima beasiswa yang mangkir dari tanggungjawab kontribusi nya. Bahkan baru-baru ini viral bahwa beberapa awardee LPDP yang menolak pulang ke negara asal sesuai perjanjian beasiswa nya. Ini semua membuktikan bahwa ada spesies manusia penerima beasiswa -yang kasarnya- hanya ingin dibiayai tapi tak ingin berkontribusi.
  2. Research penerima beasiswa yang tidak maksimal sejak awal. Banyak penerima beasiswa yang tidak memerhatikan bahwa ternyata beasiswa yang dipilihnya mewajibkan adanya kontribusi. Bahkan kewajiban ini dituliskan dalam kertas perjanjian yang bermaterai. Sayangnya, beberapa penerima lalai dari membacanya. Sehingga berakhir tidak siap untuk melakukan kontribusi dan merasa bahwa tidak pernah diberitahu atas kewajiban kontribusi.

Efek yang diciptakan oleh mangkir dari kontribusi nya juga tidak dapat dipandang remeh. Hal tersebut akan sangat merugikan banyak pihak. Mulai dari penyelenggara, masyarakat, sekolah atau perguruan tinggi, sesama penerima beasiswa dan sebagainya.

Penulis merasa bahwa salah satu indikator yang perlu diperhatikan dalam mencari beasiswa bukan cuma tentang dana. Tapi indikator lain pun penting, salah satunya adalah kontribusi. Jika kamu memang tidak berniat kontribusi apapun dan hanya ingin terima dana, carilah beasiswa yang seperti itu. Jangan malah sebaliknya. Sebab akan merugikan banyak pihak.

Mereka yang memaksakan diri mengambil jenis beasiswa yang mewajibkan untuk berkontribusi akan melakukan kontribusinya secara terpaksa pula atau bahkan mangkir sehingga yang menjadi rugi adalah pihak penyelenggara, masyarakat, pondok pesantren, perguruan tinggi dan juga para penerima beasiswa lain yang kehilangan satu -atau mungkin beberapa- personil untuk diajak berkontribusi bersama.

Penulis sendiri merasakan hal ini. Sungguh sangat sulit bekerja sama untuk melakukan kontribusi pada ruang yang diberikan dengan orang yang sejak awal tidak ingin melakukan hal itu.

Olehnya, penulis sangat menyarankan untuk memahami keinginan diri sebelum memilih beasiswa. Research terlebih dahulu dan sedalam mungkin. Sebab beasiswa bukan cuma tentang uang. Pilih beasiswa yang secocok mungkin dengan diri kita. Jadi penerima yang bertanggungjawab, patuhi segala aturan beasiswanya. Dan jangan malas membaca.

Kontributor: Ihsanuddin, anggota CSSMoRA Ma’had Aly As’adiyah Sengkang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *