CSSMoRA – Setiap manusia mempunyai pilihan, begitupula aku. Begitu banyak pilihan yang telah kutentukan untuk diriku sendiri, seperti pendidikan, gaya hidup, bahkan masa depan. Ya, walaupun aku tahu bahwa masa depan adalah ketetapan dari Yang Maha Kuasa. Namun pilihan yang aku maksud adalah perencanaan yang telah aku susun untuk masa depan. Ternyata aku melewatkan satu hal, yaitu sebanyak apapun pilihanku, tetap ada campur tangan dari kedua orang tuaku. Mereka juga punya pilihan untuk anaknya, tapi apakah pilihan mereka buruk? Tentu saja tidak, bahkan pilihan mereka untukku selalu berbuah manis pada akhirnya.Kala itu aku baru saja pulang dari acara pisah tamat MI yang setara dengan Sekolah Dasar, sebelumnya aku telah menentukan ingin melanjutkan Sekolah Menengah Pertama di tempat yang aku inginkan. Kedua orang tuaku mengetahuinya, dan buru-buru mereka memanggilku.
“Nak, kami sudah mendaftarkanmu di sekolah yang terbaik menurut kami”. Ujar Mama. Saat itu karena aku masih polos, aku menurut saja. Namun, beberapa hari kemudian aku mendengar kalau sahabat-sahabatku juga bersekolah di tempat yang sama denganku. Alhamdulillah aku bersyukur menuruti keinginan orang tuaku. Dan yang amazing-nya lagi, di sekolah pilihan kedua orang tuaku aku lulus dengan hasil yang baik. Aku mendapat predikat juara 3 umum dari 200 siswi. Masa MTs ku berakhir bahagia dan orang tuaku sangat bangga kepadaku.
Pilihan hidup keduaku dimulai. Ada sebuah sekolah yang sangat ingin kumasuki, karena aku melihat beberapa alumni berkualitas lulus dari sekolah itu. Aku kembali mengidamkan sekolah yang ternyata bukan lagi menjadi tempat untukku menempuh Sekolah Menengah Atas.
“Kamu ingin lanjut dimana Nak?” tanya Ayahku.
“Aku ingin lanjut di MA pilihanku, Ayah”. Jawabku dengan antusias.
“Apa kamu yakin itu tempat yang terbaik?” tanya Mamaku dengan nada yang membuatku ragu. Aku pun terdiam.
“Kami sudah menyiapkan sekolah tempatmu lanjut, Nak. Rata-rata alumni dari sana keluar menjadi orang yang berkualitas dan bermanfaat, kami harap kamu bisa seperti itu Nak”. Lanjut Mama.
Sepertinya tempat pilihan kedua orang tuaku tergambar jelas bahwa itu adalah tempat yang baik, meski tempat itu bukan dari keinginanku. Aku kembali mengikuti pilihan kedua orang tuaku. Akhirnya aku bersekolah di tempat yang dipilih kedua orang tuaku. Entah mengapa aku menjalaninya dengan ikhlas, selama belajar Allah membuka pemahamanku, dan selama belajarpun aku selalu semangat, padahal biasanya orang-orang akan menjalani aktivitas dengan rasa kurang ikhlas bila yang ia jalani bukan dari pilihannya. Masa MA ku berbuah manis lagi.
“Alhamdulillah ya, Nak, selamat kamu juara terbaik 1, Ayah bangga sama kamu, Nak”. Ucap Ayahku penuh syukur.
Dari semua ini aku belajar bahwa tidak selamanya pilihan orang tua itu buruk. Meski pilihan mereka terkadang tidak sesuai dengan hati kita, tapi pada dasarnya orang tua lebih tahu mana yang terbaik untuk anaknya. Seketika aku begitu merasakan makna ayat yang dijelaskan di dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 216 yang artinya :
“Boleh jadi bahwa kamu tidak menyenangi sesuatu padahal itu baik bagimu dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal itu tidak baik bagimu dan Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui”.
Kontributor: Sri Rahayu Milda, anggota CSSMoRA Ma’had Aly As’adiyah Sengkang.