CSSMoRA – Dulu waktu aku kecil yang marahi aku ketika tidak ngaji ya Ibu, yang bawel kalau aku pulang kesorean sambil mandi hujan ya Ibu, yang repot bolak-balik ke kamar waktu aku sakit ya Ibu, dan yang paling sumringah waktu lulus beasiswa juga Ibu. Ayah lebih banyak diam, hanya menunggu di ruang tamu kalau aku pulang larut malam, dan menepuk kakiku ketika adzan subuh berkumandang, dan hanya menunggu di lorong rumah sakit ketika aku tumbang, dan hanya menjabat tanganku ketika aku lulus beasiswa. Begitulah Ayah entah karena gengsi atau tidak peduli, tapi sekarang perlahan-lahan aku sadar, Ayahlah yang menyuruh Ibu untuk menegur aku ketika aku nakal, Ayahlah yang menyuruh Ibu untuk mondar-mandir mengecek suhu tubuhku ketika sakit, Ayahlah yang menyuruh Ibu untuk menelpon aku tiap minggu ketika aku jauh dari rumah, dan Ayahlah yang paling bangga dan menceritakan kelulusanku kepada semua orang. Seperti itulah Ayah yang terlihat sangat cuek, tidak peduli nyatanya dialah yang paling peduli, semua ini Ayah lakukan agar diriku ini bisa mandiri, supaya aku bisa hidup tanpanya, “kasih Ibu memang sepanjang masa namun kasih Ayah baru terasa ketika ia sudah tiada“.
Kontributor: Junior Moza Rafianto, anggota CSSMoRA Ma’had Aly As’adiyah Sengkang.