Pesantren dan Teknologi


Mendengar kata “teknologi” pastinya tidak asing lagi di telinga masyarakat, baik masyarakat pesantren ataupun masyarakat umum. Terlebih, kini perkembangan teknologi semakin pesat dan memungkinkan banyak terjadi perubahan. Dalam setiap detik, menit, pasti hidup kita tidak lepas dari yang namanya teknologi, entah dari media sosial atau informasi lainnya.

Bergantungnya masyarakat kepada teknologi menjadi bukti bahwa perkembangan dalam akses informasi, komunikasi, medis, dan akses lainnya itu sangatlah dibutuhkan dalam setiap situasi maupun kondisi. Akan tetapi, minimnya pengetahuan dalam penggunaan teknologi sebagai alat komunikasi saat ini dalam dunia kepesantrenan menjadi problem tersendiri saat ini. Hal tersebut dikarenakan kebanyakan santri disibukkan oleh kurikulum yang ada dalam pesantren seperti hafalan, pengajian rutinan, dan aktifitas lainnya hingga mereka sulit untuk belajar dan mengoperasikan teknologi di dunia kepesantrenan.

Teknologi keseluruhan adalah sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Pesantren dan teknologi memiliki perbedaan yang signifikan. Pesantren tak ayal merupakan hal yang berbau klasik yang masih tersimpan dan terjaga hingga sekarang. Jika memasukkan kata teknologi ke dalamnya memungkinkan bertolak belakang dari makna pesantren itu sendiri.

Teknologi sendiri sebagai bentuk kemajuan dan perkembangan. Maka bagaimana jika pesantren dan teknologi digabungkan, apakah menjadi problem bagi keduanya? Tentu saja ada tujuan khusus memasukkan teknologi ke dalam dunia pesantren dengan secara khusus tidak merubah tradisi dan budaya pesantren di dalamnya. Melainkan untuk memajukan tradisi dan budaya dengan mengunakan teknologi di dalamnya.

Untuk mencapai kemaslahatan bersama agar kehidupan pesantren mencapai kemajuan, maka ada beberapa jalur yang mungkin dapat mewujudkannya yakni;

Sosialisasi tradisi dan budaya pesantren

Tradisi dan budaya pesantren salaf sangatlah kuat dan selalu terjaga hingga sekarang. Hal ini memicu sulitnya teknologi masuk ke dalam pesantren. Oleh karenanya, untuk memasukkan teknologi ke dalam pesantren salaf butuh banyak usaha dan tekad. Karena banyak pihak pesantren yang menolaknya dengan alasan mereka lebih mengutamakan metode yang telah dipupuk dalam tradisi dan budayanya. Maka gerakan yang cocok dimunculkan adalah dengan bersosialisasi bertukar pikiran mencari solusi kendala dari problemnya.

Pemahaman untuk mewujudkan stabilitas pesantren dengan teknologi

Santri harus paham betul tujuan dan manfaat mengunakan teknologi. Agar saat mereka terjun langsung ke dalam dunia teknolgi mereka bisa mengunakannya dan memanfaatkannya dengan baik. Karena banyak dari kalangan pemuda-pemudi masih belum bisa memanfaatkan teknologi dengan baik.

Praktikum pembelajaran lewat teknologi

Hal-hal yang sifatnya praktik sangat dibutuhkan guna melatih kreatifitas santri. Terutama dalam penggunaan teknologi agar sesuai minat dan bakat santri dalam teknologi yang ia pilih. Praktik ini sebagai dorongan tercapainya cita cita mereka agar kelak menjadi bukti kemajuan santri di era milenial.

Ditulis oleh Moh Reza Fadilah, CSSMoRA Ma’had Aly Pesantren Maslakul Huda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *