Webinar Nasional kembali diadakan oleh Community of Santri Scholar of Minister of Religious Affair (CSSMoRA) UIN Walisongo Semarang. Webinar kali ini mengangkat tema tentang Perempuan dan Feminisme: Perjuangan dan Feminisme pada Sabtu, 10 April 2021.
Kegiatan ini merupakan upaya Mahasantri CSSMoRA dalam mengaktualisasi diri dan menumbuhkan kepekaan terhadap masalah sekitar. Acara dibuka langsung oleh Moh. Khasan, M.Ag. selaku Pengelola Program Beasiswa Santri Berprestasi UIN Walisongo Semarang.
Webinar ini diselenggarakan secara daring melalui media ZOOM Meeting yang dimulai dari pukul 08.00 WIB sampai 15.00 WIB. Ada dua sesi yang dibuka secara bergantian. Sesi pertama dibuka dari pukul 08.00 sampai pukul 11.00 WIB dan dinarasumberi oleh Siti Rofiah, M.H., M.Si. sebagai Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Walisongo Semarang. Setelah itu sesi kedua dilaksanakan pada pukul 13.00 WIB hingga 15.00 WIB yang dinarasumberi oleh Dr. (H.C.) K.H. Husein Muhammad sebagai Pakar Tafsir Gender Indonesia. Kedua sesi tersebut dimoderatori oleh Abdullah Faiz, Mahasiswa UIN Walisongo Semarang.
Siti Rofiah, M.H., M.Si. mengatakan bahwa, ” Budaya Patriarki sudah melekat sedemikian rupa dalam berbagai peradaban dunia. Dominasi laki-laki sudah sedemikian banyak dalam pengetahuan, kehidupan beragama, hingga flyer dan panelis webinar yang sering kita lihat berlalu lalang di sosial media. Kita membicarakan struktur yang sudah mapan dan kita ingin mengubahnya. Tentu saja ini merupakan perjuangan yang panjang.”
“Isu perempuan adalah isu kemanusiaan. Keadilan gender bukan hanya bagian dari masalah perempuan tapi juga masalah kita bersama sebagai manusia. Fokusnya memberikan akses yang sama antara laki-laki dan perempuan dalam seluruh bidang kehidupan. Webinar semacam ini perlu terus diuapayakan untuk meningkatkan sensifitas gender dan kesadaran hak.” ucap perempuan kelahiran Salatiga ini.
K.H. Husein Muhammad, Pakar Tafsir Gender Indonesia mengatakan bahwa, “Hal yang paling dasar yang perlu kita perhatikan bahwa Perempuan adalah manusia, sama seperti laki-laki. Bukan pelayan atas yang lain.”
Terhadap berbagai tafsir teks-teks keislaman yang timpang beliau menawarkan kategorisasi teks secara universal dan partikular. Universal itu menyangkut kesetaraan manusia, keadilan, dan kebaikan. Sedangkan yang partikular merupakan teks-teks yang konstektual, yang berusaha menjawab permasalahan yang terikat ruang dan waktu tertentu. Ayat yang partikular ini dicontohkan seperti ayat Arrijalu Qawwamuna ‘alan nisa, yang kita harus turut bertanya apa dan mengapa atas teks dan pemaknaannya tersebut.
Beliau juga menambahkan bahwa, “Kesetaraan antara laki-laki dan perempuan bukan untuk melawan laki-laki atau melakukan penindasan atas satu pihak. Tapi agar keduanya saling mewujudkan relasi yang kesalingan membagi cinta, dan membagi pengetahuan. Kesalingan ini bisa tumbuh dengan pemahaman bahwa engkau adalah aku yang lain.”
Selain dihadiri oleh mahasiswa UIN Walisongo Semarang, Webinar ini juga dihadiri oleh mahasiswa dari Universitas Negeri Jakarta, Institut Perguruan Tinggi Ilmu Qur’an Jakarta, IAIN Kendari, UIN Sunan Kalijaga, dan dari kalangan Umum.