Uswah Hasanah Gus Sholah (KH. Salahuddin Wahid)

Masyarakat Indonesia sedang merasakan duka yang mendalam. Pasalnya Ulama, sosok Kiai yang kerap disapa Gus Sholah (adik ke-4 Gus Dur) telah kembali ke pangkuan Ilahi Rabbi. Tepat pada tanggal 2 Februari 2020 atau 8 Jumadil Akhir 1441 H, pukul 20:55 WIB kabar duka telah tersebar di seantero media Nusantara. Gus Sholah dikabarkan wafat setelah menjalani operasi bedah jantung di RS. Harapan Kita Jakarta. (Sumber: NU Online)

Gus Sholah atau memiliki nama lengkap DR. Ir. KH. Salahuddin Wahid adalah pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Jombang. Kehilangan adik Gus Dur, bagi santri-santri Darussalam Jombang, serta warga Nahdliyin atau masyarakat umum; sebuah kesedihan yang harus dibarengi dengan ikhlas menerima kepergian beliau. Gus Sholah selama ini telah menjadi uswah hasanah dalam kehidupan bermasyarakat maupun secara individu.

Mengenal Sosok Gus Sholah
Gus Sholah lahir pada tanggal 11 September 1942 (wafat di usia 77 tahun), beliau cucu dari Hadratus Syekh KH. Hasyim Asy’ari, putra dari KH. Wahid Hasyim dan Nyai Hj. Sholihah. Beliau seorang alim ulama dari segi nasab pun keilmuan, sehingga menjadi panutan santri-santri Tebuireng, umumnya seluruh masyarakat Indonesia. Semasa hidupnya beliau merupakan tokoh yang banyak menelurkan gagasan. “Banyak gagasan yang beliau cetuskan. Terlihat di Pondok Pesantren Tebuireng Jombang yang senantiasa maju dan berkembang, secara kuantitas dan juga kualitas. Sehingga banyak orang tua yang menitipkan putra-putrinya untuk nyantri di Tebuireng”, jelas Ketua PCNU Jombang, KH. Salmanuddin Yazid). Selain di pondok pesantren yang beliau asuh, gagasan beliau juga banyak diterapkan di kalangan sosial masyarakat. (NU Online)

Uswah hasanah yang dapat kita (murid atau masyarakat Indonesia) langgeng-kan dari Gus Sholah, adalah bertabayyun dan bersama-sama mendialog-kan setiap informasi yang didapat. Beliau menjunjung tinggi nilai kebersamaan dan keterbukaan demi menyelesaikan suatu permasalahan. “KH. Salahudin Wahid selalu mengingatkan kepada seluruh warga negara Indonesia untuk bersedia duduk bersama ketika terjadi suatu persoalan”, ungkap Sekjen PBNU (H. A. Helmy Faizal Zaini)—dilansir dari NU Online. “Saya mengambil pesan beliau, yaitu agar selalu membangun dialog sebagai solusi dalam setiap perbedaan”, timpal Sekjen PBNU.

Masyarakat Indonesia, para santri sudah tidak bisa memegang fisik Gus Sholah. Namun, tidak dengan uswah hasanah, yang dapat dijadikan pegangan hidup. Kabar wafatnya beliau, mengundang segenap masyarakat Indonesia untuk melantunkan doa yang tiada putus, turut berbelasungkawa, dan selalu mengenang akan tindak-tanduk beliau. Insya Allah, sekitar pukul 15.00 WIB (3/2/2020), jasad beliau akan dimakamkan di Makbarah keluarga di komplek PP. Tebuireng Jombang, dekat pusara Gus Dur (KH. Abdurrahman Wahid). Semoga Khusnul Khotimah, Aamiin…

Kontributor: Atssania Zahroh (Kominfo CSSMoRA)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *